Sri Mulyani: Tak Masalah Bangun Ibu Kota Negara Baru Pakai Utang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan banyak masyarakat yang tidak paham dengan pengelolaan utang pemerintah.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Jan 2022, 17:25 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2022, 15:30 WIB
Tangkapan layar instagram Seniman Nyoman Nuarta yang mengunggah desain Istana kepresidenan di Ibu Kota Baru.
Tangkapan layar instagram Seniman Nyoman Nuarta yang mengunggah desain Istana kepresidenan di Ibu Kota Baru.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan banyak masyarakat yang tidak paham dengan pengelolaan utang pemerintah.

Masyarakat hanya tahu jumlah utang negara yang terus bertambah tanpa mengetahui kegunaanya dan memberikan tanggapan negatif.

"Banyak masyarakat dan mahasiswa atau dosen di kampus yang tidak tahu aset keuangan negara, banyak yang tahu hanya dari headline berita," kata Sri Mulyani saat bertandang ke Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan, Kalimantan Timur, dikutip Kamis, (6/1/2021).

Sri Mulyani mengatakan setiap utang dan penarikan pajak dari masyarakat selalu dicatat pemerintah. Dana tersebut kemudian digunakan untuk berbagai proyek pembangunan yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Penarikan utang melalui surat berharga negara misalnya, digunakan pemerintah untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

Dana dari utang juga bisa digunakan untuk membangun sekolah, membiayai sekolah anak-anak Indonesia ke luar negeri, menambah dosen-dosen berkualitas untuk menyiapkan sumber daya manusia unggulan.

Berbagai program tersebut nantinya akan kembali menghasilkan pendapatan negara. Kemudian akan digunakan kembali untuk membayar utang.

"Itu adalah dari kita sendiri, sebagian dari utang yang nanti kita bayar lagi," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Optimal

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bila berbagai belanja negara yang dibiayai utang tersebut bisa menghasilkan tujuan yang optimal, maka pemerintah bisa kembali membayar utang. Berbagai hal tersebut telah dicatat pemerintah dalam perencanaan keuangan negara.

"Kalau belanjanya bagus, jadi infrastruktur yang bagus, jadi SDM yang berkualitas, ya pasti bisa bayar lagi utangnya. Termasuk SBSN ini pasti bisa kita bayar Insyaallah kembali dengan aman," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya