BI Terus Pantau Penerapan Kenaikan Suku Bunga The Fed

BI tak pernah berhenti memantau The Fed yang sudah banyak memberi sinyal untuk menerapkan kebijakan kenaikan suku bunga.

oleh Arthur GideonMaulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jan 2022, 09:50 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 09:50 WIB
BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus mewaspadai sinyal kuat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Rencananya, otoritas moneter di AS ini akan menaikkan bunga acuan di Maret 2022.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, dirinya tak pernah berhenti memantau The Fed yang sudah banyak memberi sinyal untuk menerapkan kebijakan moneter tersebut.

"Di pasar finansial, jelas setiap pekan, setiap bulan, kita memantau bagaimana the Fed akan merealisasikan kebijakan moneter tersebut. Kita juga buka kemungkinan besar jika memang suku bunga acuan The Fed akan terus naik," ungkapnya dalam Annual Investment Forum 2022 yang digelar Bank Indonesia secara virtual, Kamis (27/1/2022).

"Untuk negara berkembang seperti Indonesia itu jelas jadi tantangan, bagaimana kita harus memperkuat stabilitas eksternal," sambung Perry.

Lebih lanjut, Perry turut menyoroti proses pemulihan ekonomi nasional di Indonesia. Dia tidak ingin abai akan adanya berbagai tantangan ke depan, namun ia pun mengajak untuk harus tetap optimistis.

"Selalu ada peluang, dan peluang terbaik sedang kita cari untuk menumbuhkan ekonomi, dan pastinya untuk manajemen risiko suku bunga dan valuta asing, baik secara global maupun domestik," tuturnya.

Di sisi lain, Perry juga melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan lebih seimbang. Bukan hanya dikuasai oleh sejumlah negara besar saja, tapi diikuti oleh pemulihan ekonomi di beberapa negara kawasan.

"Bukan hanya didorong oleh Amerika dan china, tapi juga dengan adanya pemulihan ekonomi di Eropa, Jepang dan India. Itu jelas akan meningkatkan volume perdagangan global dan harga komoditas," pungkas dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

The Fed Segera Naikkan Suku Bunga, Wall Street Bervariasi

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 26 Januari 2022. Indeks Dow Jones turun dalam perdagangan yang bergejolak setelah ketua The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menyarankan bank sentral memiliki banyak ruang menaikkan suku bunga sebelum akan membahayakan ekonomi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 129,64 poin atau 0,4 persen menjadi 34.168,09. Indeks Dow Jones naik lebih dari 500 poin pada satu titik, tetapi berbalik arah setelah ada hal terbaru dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Indeks Nasdaq sedikit berubah dengan naik tipis ke posisi 13.542,12 didukung penguatan saham Microsoft setelah rilis laporan keuangan.

Wall street turun dari level tertinggi dan imbal hasil obligasi AS melonjak setelah Powell mengatakan, ada “sedikit ruang” untuk menaikkan suku bunga sebelum itu akan merugikan pasar tenaga kerja. Powell juga menuturkan, harga dapat terus naik karena “risiko inflasi masih mengarah ke atas”.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik di atas 1,8 persen setelah komentar Powell karena trader anggap bank sentral lebih agresif dalam memperketat kebijakan moneternya bahkan seiring pasar yang bergejolak selama Januari 2022.

"Setelah mendengar pernyataan ketua the Fed Powell menjadi jelas risiko kenaikan suku bunga lebih tinggi dan reli wall street sebelumnya gagal,” ujar Edward Moya dari Oanda dilansir dari CNBC, Kamis (27/1/2022).

The Fed memberi isyarat setelah pertemuan pada Januari 2022. Bank sentral AS beri isyarat kenaikan suku bunga 0,25 persen untuk pinjaman jangka pendek dapat segera dilakukan setelah Maret.

"Dengan inflasi jauh di atas dua persen dan pasar tenaga kerja yang kuat, komite mengharapkan akan segera tepat untuk menaikkan kisaran target suku bunga the Fed,” tulis pernyataan the Federal Open Market Committee.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya