Konflik Rusia-Ukraina Ancam Ekonomi Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hubungan antara Rusia dengan Ukraina bisa berdampak ke ekonomi nasional

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2022, 15:20 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 15:20 WIB
BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen di 2019
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hubungan antara Rusia dan Eropa yang tidak harmonis saat ini bisa menganggu proses pemulihan ekonomi di Tanah Air.

Gejolak kedua negara tersebut di Ukraina membuat terganggunya rantai pasok komoditas gas dan minyak. Tak hanya itu, hubungan China dan Amerika yang sejak dulu kurang akrab juga bisa menimbulkan berbagai ketegangan.

"Yang harus kita waspadai ini geopolitik," kata Sri Mulyani dalam Raker Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Kondisi geopolitik tersebut harus menjadi pertimbangan bagi para pembuat kebijakan. Sri Mulyani tidak memungkiri kondisi tersebut sangat berdampak pada komplikasi kebijakan pemerintah.

Selain itu, China sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua juga akan mulai mengkombinasikan kebijakan ekonomi hijau. Langkah tersebut akan berdampak ke seluruh dunia.

Sampai kemarin Amerika serikat suplai dari chip-nya hanya untuk 5 hari. Padahal biasanya mereka memiliki persediaan untuk satu bulan. Sehingga dari sisi suplai harus diwaspadai.

"Jadi disrupsi suplai akan terus meningkat," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peran KSSK

FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 membaik dari kuartal II 2020 lalu yang tumbuh minus 5,32 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sehingga peran KSSK dalam hal ini harus memiliki kewaspadaan yang tinggi akan dinamika global. Mengingat setiap ad peristiwa besar di luar negeri, sektor keuangan menjadi terganggu.

"Dinamika global ini selalu ke sektor keuangan," kata dia.

Meski begitu, pemerintah masih optimis pemulihan ekonomi nasional masih akan berjalan sesuai rencana dengan tetap waspada merespon kondisi global. Sebab kebijakan global sangat memengaruhi sektor keuangan.

"Komplikasi kebijakan kita dari global yang memiliki spill over yang cukup besar di sektor keuangan," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya