Defisit APBN Indonesia Lebih Baik dari China hingga Arab Saudi, Ini Buktinya

Indonesia mencatatkan kenaikan defisit APBN sebesar minus 10,8 persen dalam dua tahun dari 2020 ke 2021

oleh Arief Rahman H diperbarui 27 Jan 2022, 14:59 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 14:55 WIB
Ilustrasi APBN. Dok Kemenkeu
Ilustrasi APBN. Dok Kemenkeu

Liputan6.com, Jakarta Indonesia mencatatkan kenaikan defisit APBN sebesar minus 10,8 persen dalam dua tahun dari 2020 ke 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal ini masih lebih baik ketimbang delapan negara lainnya.

Hal ini terlihat dari data yang ditampilkan Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022). Namun, dari data yang sama, tingkat penambahan defisit Indonesia ini menempati posisi keempat dibawah Rusia, Vietnam, dan Meksiko.

“Penggunaan APBN dari sisi naiknya defisit, didalam rangka untuk bisa meng-countercyclical kita lihat di baris kedua, indonesia dalam dua tahun 2020-2021 telah menambah defisit 10,8 persen. Ini kalau kita bandingkan seperti Meksiko, Vietnam memang lebih besar karena mereka ada di 8,6 persen dan 8,7 persen,” katanya.

“Namun dibandingkan negara lain yang emerging juga, Malaysia, Thailand, Filipina, Saudi Arabia, China, South Africa, Brazil dan India defisit merek melonjak dalam dua tahun jauh diatas 10 persen,” imbuhnya.

Rinciannya, Rusia  minus 4,6 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB), Vietnam minus 8,6 persen, Meksiko minus 8,7 persen, Indonesia minus 10,8 persen. Kemudian Malaysia minus 11,1 persen, Thailand minus 11,6 persen, Filipina minus 13,4 persen, dan Saudi Arabia minus 14,4 persen.

Sementara itu, China minus 18,7 persen, Afrika Selatan minus 19,3 persen, Brazil minus 19,5 persen, dan India minus 24 persen dari PDB.

“Jadi kita bisa bayangkan konsolidasi fiskal dari negara-negara yang countercyclical-nya dalam akan jauh lebih berat (bangkit). Apalagi kalau kita lihat di baris pertama ekonominya juga belum pulih ke pre covid level, ini tentu akan memperberat mereka dalam mengkonsolidasikan fiskalnya,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tingkat PDB

Raker Kemenkeu dengan Komisi XI DPR RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Rapat kerja tersebut terkait evaluasi APBN tahun 2021 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 serta rencana PEN 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, ia memaparkan ada lima negara yang sudah mencapai posisi pra pandemi diantaranya Brazil, Rusia, Indonesia, Vietnam dan China. Rinciannya, China mengungguli dengan mencatatkan PDB 110,5 persen, Vietnam 104,9 persen, Indonesia 101,1 persen, Rusia 101,1 persen, dan Brazil 100,5 persen.

Sementara itu, India, Afrika Selatan, Saudi Arabia, Malaysia, Meksiko, Thailand, dan Filipina masih berada dibawah PDB pra pandemi. Rinciannya, India tercatat baru mencapai 98,7 persen, Afrika Selatan 98 persen, Saudi Arabia 97,7 persen, Malaysia  96,4 persen, Meksiko 96,3 persen, Thailand 94,4 persen, Filipina 94,3 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tingkat Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah kembali ke posisi sebelum Covid-19. Capaian ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Menurut data yang ditampilkan Sri Mulyani, baru ada lima negara yang tingkat PDB-nya sudah kembali ke posisi serupa. Namun, masih ada tujuh negara lainnya yang masih berada di bawah kondisi PDB sebelum pandemi.

“Kita sudah lihat momentum pemulihan ekonomi cukup baik, dan ini yang akan kita jaga. Kalau kita lihat dari indeks GDP (Gross Domestic Products) real perekonomian indonesia, indonesia termasuk dari sedikit negara yang telah mencapai GDP precovid level di 101,1 sudah diatas 100 di atas pre covidnya 100,” katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya