Pemerintah Harus Hitung Peluang dan Tantangan Gunakan Green Energy di IKN Baru

Tantangan terbesar bagaimana pembangunan IKN dengan menggunakan Green Energy yang dimana biayanya sangat mahal.

oleh Arief Rahman H diperbarui 29 Jan 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2022, 11:00 WIB
Siswa SD
Sejumlah siswa mencari lokasi calon ibu kota baru pada peta saat kegiatan belajar bertema wawasan Nusantara di SDN Menteng 02, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Kegiatan belajar wawasan Nusantara itu memberitahukan lokasi pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur.(merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Konsep ekonomi berkelanjutan serta penggunaan energi hijau di Ibu Kota Negara Nusantara dipandang perlu lebih diperhatikan. Terlebih, dalam pengembangannya ada peluang dan tantangan.

Pembangunan IKN Nusantara ini akan menggunakan sejumlah instrumen keuangan. Pertama, dari uang negara, dan kedua dari investor swasta melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Dalam pengembangan energi hijau yang jadi konsepnya, pengusaha meminta ada langkah yang cukup serius. Artinya, setiap langkah pengembangannya jadi perhatian.

Ketua Kompartemen Tanaman Pangan Bidang 5 Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Ain Diniasha berharap dalam persiapan dan pembangunan IKN Nusantara mengedepankan prinsip-prinsip yang sudah menjadi strategi pemerintah. Misalnya dalam percepatan pertumbuhan ekonomi yaitu konsep green economy yang lebih khususnya lagi green energy.

"Dengan begitu luasnya kawasan yang akan dibangun sebagai IKN Indonesia ini, tentunya membutuhkan keseriusan untuk melakukan pembangunaam dan penataan dalam setiap kawasan yang telah ditentukan. Gagasan untuk kawasan tersebut akan menggunakan green energy secara keseluruhan dalam kawasan tersebut harus memperhatikan peluang dan tantangan yang ada untuk menerapkan semua itu," ujar Dini dalam keterangan, Sabtu (29/01/2022).

Dini menambahkan, satu peluang yang harus di lihat oleh kalangan pengusaha yakni agar bersinergi dengan pemerintah dengan berbagai bentuk kerjasama yang ada.

Misal, dalam pembangunan IKN pengusaha dalam negeri yang berkompeten harus turut andil, baik dari kalangan perusahaan raksasa hingga UMKM. Begitu juga dengan tenaga kerjanya harus lebih banyak dari anak negeri, sehingga memberikan nilai tambah dalam pembangunan IKN ini.

"Tantangan yang terbesar bagaimana pembangunan IKN ini dengan menggunakan Green Energy yang dimana biayanya sangat mahal dan penataannya harus secara komprehensif dilakukan dalam setiap aspek pembangunan dalam memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi dan untuk mengurangi pencemaran udara," katanya.

"kalau listrik base-nya diharapkan dari renewable dan sementara itu, untuk efisiensi dan konservasi energi diperlukan Green Building Design. Hal ini bisa dilakukan dengan penerapan Circular Water Management System, Efficient Lighting System, dan District Cooling System," imbuh Dini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Transportasi Publik

Siswa SD
Seorang siswa mencari lokasi calon ibu kota baru pada peta saat kegiatan belajar bertema wawasan Nusantara di SDN Menteng 02, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Kegiatan belajar wawasan Nusantara itu memberitahukan lokasi pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur.(merdeka.com/Imam Buhori)

Lebih lanjut, Dini menjelaskan pemerintah akan menjadikan IKN Nusantara sebagai kota yang berorientasi pada transportasi publik. Selain itu, konsep "forest city" yang diusung akan menghadirkan lebih banyak ruang terbuka hijau.

Sehingga Pemerintah menargetkan minimal 50 persen area ibu kota baru nantinya dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ini menandakan Indonesia sangat serius dalam mendukung kampanye dunia untuk nol emisi karbon pada tahun 2060.

Selain itu IKN ini bisa menjadi Ibu Kota Negara Pertama yang berbasis Green Energy serta dapat memberikan nilai tambah dalam sektor parawisata kedepannya.

"Dengan sumber daya alam di IKN dan sekitarnya, diyakini bahwa ketersediaan pangan akan sangat terjamin dengan berbagai sumber daya yang ada serta dapat mengembangkan gerakan pola hidup sehat dengan ketersediaan bahan baku yang bermutu sehingga mampu mencerminkan bukan hanya dari sisi energinya yang bersih, akan tetapi pola hidup dan asupan yang sehat dan terjaga," kata Dini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya