Tak Hanya Gandum, Ini Sumber Ekonomi Ukraina yang Perang dengan Rusia

Sebelum dilanda perang, Ukraina sempat melihat pemulihan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan 3,2 persen di tahun 2021.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Mar 2022, 17:23 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 17:23 WIB
FOTO: Usai Bertemu Putin, Emmanuel Macron Temui Presiden Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi isyarat saat konferensi pers bersama Presiden Emmanuel Macron setelah pertemuan mereka di Kyiv, Ukraina, 8 Februari 2022. Volodymyr Zelensky berharap segera mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Rusia, Prancis, dan Jerman. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Situasi ekonomi di Ukraina tengah menjadi perhatian publik menyusul konflik yang dihadapi negara itu dengan Rusia. 

Sebelum dilanda perang, ekonomi Ukraina sempat melihat pemulihan dengan tingkat pertumbuhan 3,2 persen di tahun 2021. 

Komoditas mineral menjadi salah satu sektor bagi ekonomi Ukraina, salah satunya gandum.

Dilansir dari Deutsche Welle (DW), Selasa (22/3/2022) Germany Trade and Invest (GTAI) mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan musim gugur yang lalu, bahwa kebutuhan akan investasi asing di sektor komoditas Ukraina sudah sangat besar bahkan sebelum negara itu dilanda perang.

Produsen mobil di Eropa telah melakukan beberapa investasi di Ukraina dalam beberapa tahun terakhir, meskipun laporan GTAI mencatat bahwa produsen negara itu masih terintegrasi secara longgar dalam rantai pasokan global industri.

Namun demikian, perang saat ini telah menyebabkan gangguan produksi yang parah di antara pembuat mobil Eropa karena pengiriman suku cadang penting ke Ukraina seperti kabel harness terhenti.

Namun, ada beberapa bisnis lainnya yang ikut berkontribusi pada ekonomi negara itu.

Pusat bagi perekonomian Ukraina lainnya adalah Pelabuhan Perdagangan Laut Odesa (OMTP), yang menjadi salah satu pelabuhan laut terbesar di sepanjang pantai Laut Hitam.

Dalam setahun, pelabuhan itu mampu menangani 40 juta metrik ton kargo curah dan 25 juta ton kargo cair.

Namun karena konflik Rusia-Ukraina, OMTP berhenti beroperasi.

Perusahaan Jerman, yaitu Hamburger Hafen und Logistik AG (HHLA) mengoperasikan terminal container di pelabuhan Odesa dan mengirimkan 300.000 unit dari sana tahun lalu.

"Odesa adalah pelabuhan laut terbesar di Ukraina. Ini menjadi semakin penting untuk pasokan lintas laut karena rute perdagangan melalui Krimea dan Laut Azov menjadi sulit untuk dinavigasi," kata Philip Sweens, seorang eksekutif senior HHLA.

Ekspor Ukraina ke Eropa Mencapai Sekitar 40 Persen

Kiev Terapkan Kebijakan Jam Malam Selama 35 Jam
Sebuah jalan sepi ketika pihak berwenang mengumumkan jam malam 35 jam di ibu kota Ukraina, di pusat kota Kiev, Rabu (16/3/2022). Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengatakan jam malam diberlakukan selama 35 jam mulai Selasa pukul 20.00 hingga Kamis (17/3) pukul 07.00. (AP Photo/Vadim Ghirda)

Adapun konsumsi domestik swasta yang juga menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi Ukraina.

Kenaikan upah lokal dan pengiriman uang dari Ukraina yang bekerja di luar negeri telah meningkatkan penjualan ritel dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, sektor teknologi informasi (IT) Ukraina juga berkembang pesat didukung oleh meningkatnya jumlah siswa yang lulus dari universitas dan perguruan tinggi. 

Pekerjaan di sektor transportasi juga meningkat.

Dalam hal perdagangan luar negeri, Uni Eropa adalah mitra terpenting Ukraina yang menerima sekitar 40 persen dari semua ekspor negara itu.

Laporan kantor berita online Jerman Tagesschau.de pada pertengahan Februari 2022 menyebutkan bahwa Brussels melihat "potensi besar" dalam memperluas perdagangan bilateral dengan Ukraina dalam jangka menengah dan panjang.

"Uni Eropa tertarik untuk membangun aliansi mineral dan baterai (kendaraan listrik) dengan Ukraina," kata laporan itu, seraya menambahkan ada juga opsi menjadikan Ukraina sebagai pemasok hidrogen untuk Eropa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya