Rupiah Dibuka Melemah, Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi melemah.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2022, 09:56 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2022, 09:56 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi melemah. Pelemahan ini dibayangi pengetatan moneter agresif oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.

Rupiah pagi ini melemah tipis satu poin atau 0,01 persen ke posisi 14.979 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.978 per dolar AS.

"Tekanan rupiah masih karena antisipasi pasar terhadap kemungkinan bank sentral AS yang akan terus mendorong kebijakan pengetatan moneter yang agresif untuk menekan inflasi AS ke level target 2 persen," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Selasa (20/9/2022). 

Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan tetap agresif ketika menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan pekan ini.

The Fed diproyeksikan akan menaikkan suku bunga 75 basis poin dengan beberapa peluang kenaikan 100 basis poin. Prospek kenaikan suku bunga oleh The Fedmenguat seiring rilis data inflasi AS yang lebih tinggi dari estimasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inflasi AS

Kurs Rupiah terhadap Dolar
Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rilis inflasi AS pekan lalu memperkuat persepsi pasar bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga yang lebih tinggi dan menahan suku bunga sampai turunnya inflasi. Namun di sisi lain, lanjut Ariston, sentimen pasar terlihat cukup positif pagi ini dengan penguatan pergerakan indeks saham Asia.

"Sebagian pasar kelihatannya mengambil peluang masuk di level rendah. Sentimen positif ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah," ujar Ariston.

Pada Senin (19/9) lalu, rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen ke posisi 14.978 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.955 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya