Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap pertumbuhan positif terjadi di sektor industri nonmigas. Angkanya mencapai 4,88 persen di Kuartal III 2022 dari angka sebelumnya di tahun lalu.
"Pertumbuahn industri non migas pada triwulan 3 secara year on year mencapai 4,88 persen. Ini tentu lebih baik dari angka pertumbuhan sebelumnya yang 4,43 persen," ujar dia dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3, Senin (7/11/2022).
Baca Juga
Dia mengatakan, Kemenperin telah melakukan klasterisasi industri mengacu pada kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Setidaknya ada 3 klaster industri, yakni, industri yang tumbuh menguat, industri yang tumbuh melambat, dan industri yang mengalami kontraksi.
Advertisement
Pada sisi industri yang menguat, Menperin Agus menyebut kalau penopangnya ada industri alat angkutan, kemudian industri mesin hingga industri elektronika. Peningkatan ini disebut sebagai buah dari kebijakan yang diambil pemerintah.
Kemudian, di klaster industri yang mengalami pelambatan pertubuhan, ada industri makanan dan minuman. Mneurutnya pertumbuhan industri makanan minuman masih rendah ketimbang kondisi sebelum pandemi Covid-19.
"Ini akan kita kembalikan dari berbagai macam alasan kenapa tumbuh melambat ini ada kaitan bahwa permintaan dari luar negeri juga terganggu karena tekanan ekonomi global dan juga inputnya cukup tinggi. Sekarang berkaitan dengan bahan baku, baik itu ketersediaan maupun harga dari bahan baku itu sendiri, salah satunya (karena) menguatnya (nilai tukar) dolar," terangnya.
Industri Terkontraksi
Lebih lanjut, pada klaster ketiga, Agus menerangkan kalau beberapa industri mengalami pertumbuhan negatif. Sebagai contoh, ada industri bahan galian dan industri logam.
"Cukup terpukul juga furnit, seperti yang kami sampaikan, sama seperti klaster sebelumnya, banyak pelemahan market khususnya di Eropa dan tingginya nilai input atau bahan baku," bebernya.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), di kuartal III ini, sektor industri memiliki kontribusi 17,88 persen dan sektor pertambangan berkontribusi 13,47 persen. Kemudian sektor Pertanian berkontribusi 12,91 persen, sektor perdagangan berkontribusi 12,74 persen, dan sektor konstruksi berkontribusi 9,45 persen.
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi
Diberitakan sebelumnya, Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 mencapai 5,72 persen (year on year/yoy). Sedangkan jika dihitung secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 1,81 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, ekonomi Indonesia tumbuh cukup impresif sebesar 5,72 persen pada kuartal III 2022 di tengah tantangan ekonomi global berupa inflasi dan ancaman resesi.
Hal ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 tumbuh 5,72 persen kalau dibandingkan kuartal III-2021.Tren pertumbuhan ekonomi tahunan semakin kuat dan menuju pemulihan," ucap Margo Yuwono dalam konferensi pers di Kantor BPS Senin (7/11/2022).
Sedangkan secara komulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I hingga III 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 tumbuh 5,4 persen.