Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto optimistis, konstruksi smelter Manyar milik PT Freeport Indonesia (PTFI) akan rampung tepat waktu pada Desember 2023.Â
Airlangga yakin, PTFI mampu memastikan keberlangsungan proyek hingga selesai. Proses pembangunan smelter Manyar yang kini telah mencapai 51,7 persen sesuai kurva-S yang disetujui pemerintah.
Baca Juga
"Saya sangat mengapresiasi kerja keras PTFI dalam mengejar target konstruksi . Progres ini merupakan capaian luar biasa yang dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain, terlebih mengingat proyek smelter Manyar memiliki komposisi tenaga kerja Indonesia hingga 98 persen," kata Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/2/2023).
Advertisement
Menurut dia, smelter Manyar perlu melalui proses pre-commissioning dan commissioning sebelum dapat beroperasi penuh layaknya pabrik-pabrik lain. Tahap pre-commissioning dan commissioning akan memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala, dan memakan waktu sekitar lima bulan sebelum beroperasi pada Mei 2024.
Selain fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, smelter Manyar akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti Precious Metal Refinery (PMR). Fasilitas PMR berfungsi untuk mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak.
Fasilitas tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas per tahun.
"Fasilitas pendukung PMR memungkinan proses produksi emas dari hulu ke hilir di dalam negeri yang akan memberikan nilai tambah bagi neraca perbankan Indonesia," imbuh Airlangga Hartarto.
Â
Biaya Investasi
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas memastikan pembangunan smelter dapat memenuhi target linimasa kurva-S yang telah disetujui pemerintah.Â
"Kami terus secara intensif berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengupayakan akselerasi perampungan smelter Manyar," kata Tony.
Pembangunan smelter Manyar hingga akhir Desember 2022 telah mengeluarkan biaya investasi sebesar USD 1,63 miliar, atau setara Rp 25 triliun dari nilai total investasi sebesar USD 3 miliar dolar atau setara dengan Rp 45 triliun.Â
Smelter Manyar dengan desain single-line terbesar di dunia diproyeksikan akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Advertisement
Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Capai 51,7 Persen
Sebelumnya, pembangunan proyek smelter yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PT FI) di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur ditargetkan rampung pada akhir 2023. Saat ini pembangunan smelter tersebut sudah mencapai 51,7 persen.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Toni Wenas mengatakan pembangunan smelter di Manyar, Gresik tersebut menelan investasi sebesar Rp25 triliun.
"Hingga akhir Desember 2022, pembangunan proyek tersebut telah mencapai 51,7 persen dan menelan investasi sekitar 1,63 miliar dolar AS atau setara Rp25 triliun. Proyek ditargetkan selesai konstruksi pada akhir 2023," katanya dilansir dari Antara, Sabtu (14/1/2023).
Toni mengatakan pembangunan ini merupakan wujud PT Freeport Indonesia dalam mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah dan sedang melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"Adapun luas total smelter Manyar sekitar 100 hektare," katanya.
Â
Kapasitas
Toni menjelaskan smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikannya sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Hasil pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.
"Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata dia.
Advertisement