Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, tepatnya 14 Februari 2023 pasangan di berbagai negara di dunia menyambut Valentine Day atau Hari Kasih Sayang.
Tradisi Hari Valentine tak terlepas dengan memberi berbagai jenis hadiah romantis, mulai dari cokelat, perhiasan, serangkaian bunga, atau makan malam bersama pasangan.
Ketika hendak memilih bunga sebagai hadiah di Hari Valentine, harga menjadi salah satu pertimbangan sebelum kita membuat pengeluaran.
Advertisement
Namun ternyata, ada sebuah perusahaan karya bunga yang bahkan memproduksi rangkaian bunga termahal di dunia.
Perusahaan bunga terkemuka di Inggris, Endura Roses pernah menjadi sorotan karena membuat karangan bunga termahal di dunia.
Melansir idealhome.co.uk, karangan bunga yang diberi nama The Cullinan bouqet itu berisikan 100 bunga yang diawetkan secara khusus, dan ditawarkan dengan harga 20.000 pound sterling atau sekitar Rp 367,9 juta (asumsi kurs Rp. 18.600 per pound).
Buket mewah ini dinamai sesuai dengan inspirasinya, yaitu Berlian Cullinan, berlian berkualitas permata terbesar di dunia yang pernah ditemukan.
Dari susunan mawar Cullinan bouqet terdapat enam mawar jenis Grandeur, yang semuanya terbungkus emas 24 karat. Uniknya, mawar ini disusun berbentuk hati, dibuat dengan tangan seorang ahli bunga spesialis.
Adapun berlian Cullinan yang dituangkan di bagian tengah Cullinan bouqet, yaitu satu 0,5 karat berlian dan 0,3 karat berlian.
Bakal Rogoh Rp 389 Triliun, Ini Sederet Hadiah Valentine Day Paling Diminati Warga AS
Warga di Amerika Serikat berencana menghabiskan pengeluaran hingga USD 25,9 miliar atau setara Rp 389,8 triliun pada perayaan Valentine's Day atau Hari Kasih Sayang tahun ini.
Hal itu diungkapkan dalam survei tahunan dari National Retail Federation (NRF).
Melansir CNBC International, angka tersebut naik dari USD 23,9 miliar tahun lalu dan menandai tahun pengeluaran tertinggi kedua sejak NRF mulai mensurvei pada tahun 2004.
Lebih dari separuh responden juga mengatakan berencana untuk merayakan Hari Valentine. Meskipun demikian, tidak semua akan mengeluarkan uang untuk perayaan tersebut.
Adapun temuan dalam survei NFR yang mengungkapkan generasi milenial menjadi kelompok usia dewasa di AS yang akan menghabiskan pengeluaran terbanyak saat perayaan Hari Valentine. Mereka berencana menghabiskan rata-rata USD 336 untuk menyambut Hari Kasih Sayang bersama pasangan.
Kemudian ada konsumen berusia 25 hingga 34 tahun di AS yang berencana membelanjakan rata-rata USD 238.
Dari responden yang mengatakan akan membelanjakan uang selama Hari Valentine, berikut sederet kado yang akan mereka beli:
- Permen: 57 persen
- Kartu ucapan: 40 persen
- Bunga: 37 persen
- Makan malam romantis : 32 persen
- Perhiasan: 21 persen
- Kartu hadiah: 20 persen
- Pakaian: 19 persen
Advertisement
Nasihat dari Pakar Keuangan
Pakar keuangan di Amerika Serikat, Pattie Ehsaei pun menyarakan pasangan yang merencanakan pengeluaran di Hari Valentine agar jangan sampai berutang.
"Uang yang Anda simpan bisa digunakan untuk banyak hal lain, seperti cicilan rumah, melunasi hutang atau tabungan," jelasnya.
Selain itu, juga ada pilihan hadiah dengan harga yang lebih terjangkau, Alih-alih mengirim mawar segar, mungkin Anda bisa memilih mawar yang kering, menurut Ehsaei.
"Mawar kering harganya kurang dari setengah (harga mawar segar) dan bertahan selama berbulan-bulan, terkadang bertahun-tahun," imbuhnya.
Inflasi Tinggi, Warga AS Bakal Kurangi Pengeluaran di Hari Valentine
Menjelang perayaan Valentine Day, inflasi di Amerika Serikat sudah menunjukkan penurunan. Negara itu mencatat inflasi telah menurun menjadi 6,5 persen pada Desember 2022.
Meski inflasi sudah menunjukkan penurunan, masyarakat di AS masih menghadapi mahalnya harga di pertokoan dan restoran, salah satunya untuk perayaan Hari Valentine.
Melansir CNBC International, Jumat (10/2/2023) tingginya biaya hidup telah mendorong 41 persen orang di Amerika untuk memutuskan tidak mengeluarkan banyak uang saat Hari Valentine, dan 23 persen lainnya masih ragu apakah akan merayakan Valentine tahun ini, menurut survei terbaru oleh platform ulasan Trustpilot.
Alih-alih membeli cokelat dan kencan makan malam, survei tersebut juga menemukan hampir separuh orang di AS berencana tidak akan membuat pengeluaran Hari Valentine, dan uang tersebut akan dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti bensin, biaya sewa, dan bahan makanan.
Perayaan Valentine Day tampaknya juga masih cukup mahal di negara itu.
Data yang dikumpulkan oleh situs keuangan pribadi The Balance menunjukkan, harga cokelat dan kartu Hari Valentine di AS ikut terdampak inflasi.
Sejumlah harga sebatang permen coklat di AS naik menjadi USD 2,60 pada Desember 2022, yang kira-kira mewakili kenaikan 12 persen dari tahun sebelumnya.
Selain itu, biaya makan malam di restoran juga semakin mahal.
Restoran merasakan sedikit kenaikan biaya untuk bahan dan tenaga kerja, menyebabkan beberapa orang menaikkan harga menu mereka dan membebankan biaya kepada pelanggan. Biaya keseluruhan untuk makan di luar di AS per Desember 2022 naik 8,2 persen dibandingkan tahun lalu, menurut data BLS.
Advertisement