Simak Kurs Berbagai Mata Uang Asing, USD Hari Ini Senin 20 Maret 2023 Berada di Rp 15.440,82

Sejak pekan lalu, kurs Dolar AS terhadap Rupiah masih belum mengalami perubahan yang signifikan, berada di kisaran Rp 15.400.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 20 Mar 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 10:00 WIB
Kurs Rupiah terhadap Dolar
Kurs jual USD pada Senin (20/3/2023) tentu masih berada di kisaran yang sama meskipun turun menjadi Rp 15.440,82. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Sejak pekan lalu, kurs Dolar AS ke Rupiah masih belum mengalami perubahan yang signifikan, berada di kisaran Rp 15.400.

Melihat dari laman resmi Bank Indonesia, kurs jual USD pada Senin (20/3/2023) tentu masih berada di kisaran yang sama meskipun turun menjadi Rp 15.440,82 dari sebelumnya pada Jumat (17/3/2023) di Rp 15.495,09. Begitu pula kurs beli USD hari ini menjadi Rp 15.287,18.

Sementara, kurs jual Poundsterling Inggris hari ini dipatok sebesar Rp 18.788,39 dan kurs beli Rp 18.595,33. Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.469,18 dengan kurs beli Rp 16.300,72.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.366,97 dan kurs beli Rp 10.260,76.

Kurs Mata Uang Kawasan Asia

Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 11.610,51 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.494,12 per 100  Yen. Sementara Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.248,68 diikuti kurs beli Rp 2.225,86.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,86 dengan kurs beli Rp 11,74 per Won dan juga dolar Hong Kong hari ini dengan kurs jual Rp 1.967,11 serta kurs beli sebesar 1.947,49.

Selanjutnya, negara kawasan Asia Tenggara hari ini mulai dari  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.510,12 dan kurs beli Rp 11.393,89 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.444,31 dan kurs beli Rp 3.405,48.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 282,39 dan kurs beli Rp 279,17 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 452,15 dan kurs belinya 447,52 per Baht.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Lebih Gagah dari India-Malaysia

Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap nilai tukar mata uang rupiah lebih perkasa dibanding dengan negara tetangga. Diantaranya Malaysia, Thailand, hingga India.

Dia mencatat nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,75 persen secara point-to-point di akhir Februari 2023. Namun, jika dilihat secara year-to-date (ytd), nilai tukar rupiah per 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022.

Angka ini yang disebut Perry Warjiyo lebih baik dari capaian daei Rupee India, Baht Thailand, dan Ringgit Malaysia.

"Apresiasi ini lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Rupee India sebesar 0,16 persen serta depresiasi Baht Thailand dan Ringgit Malaysia masing-masing sebesar -0,04 persen dan -1,8 persen," urainya.

Kedepannya BI memperkirakan kalau nilai tukar rupiah akan terjaga di level stabil. Mengingat ada sejumlah peningkatan ekonomi nasional yang berdampak positif.

"Kedepan BI mem stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, inflasi rendah, surplus transaksi berjalan, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," katanya.

"BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian untuk mengendalikan inflasi. Khususnya inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadpa nilai tukar rupiah," sambung Perry Warjiyo.


Tumbuh 5,3 persen

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif di tahun 2023 ini. Angkanya berkisar antara 4,5-5,3 persen sepanjang tahun ini.

Optimisme ini diungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo usai menggelar Rapat Dewan Gubernur Bulanan (RDGB) Maret 2023. Perry melihat ada sejumlah hal positif yang dicacatkan sektor ekonomi nasional.

"Dengan berbagai perkembangan positif tersebut pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakaan akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen," ujarnya dalam Konferensi Pers, Kamis (16/3/2023).

Perry menjelaskan kalau pertumbuhan ekonomi domestik dikuatkan oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Di dalam negeri sendiri konsumsi rumah tangga diperkirakan terus menguat sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat di seluruh wilayah. Kemudian, membaiknya penjualan eceran dan bergerak positifnya keyakinan konsumen.

"Investasi juga tumbuh kuat ditopang penyelesaian proyek strategis nasional dan peningkatan aliran masuk penanamana modal asing (PMA)," urainya.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya