Tesla PHK Karyawan di Pabrik Shanghai China

Namun, tidak diketahui secara jelas berapa banyak jumlah pegawai pabrik Tesla yang akan diberhentikan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Jul 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2023, 18:00 WIB
Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Pembuat mobil listrik ternama Amerika Serikat (AS), Tesla Inc dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabriknya di Shanghai, China. 

Mengutip Channel News Asia, Jumat (7/7/2023) sejumlah sumber menyebutkan bahwa Tesla memberhentikan beberapa pekerja produksi baterai mobil listrik di pabriknya di Shanghai.

Namun, tidak diketahui secara jelas berapa banyak jumlah pegawai pabrik Tesla yang akan diberhentikan, atau alasan spesifik di balik langkah PHK tersebut.

Pihak Tesla juga tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kabar PHK.

Kabar PHK di pabrik Tesla di Shanghai pertama kali dilaporkan oleh portal berita online lokal, Deep Analysis, yang mengatakan bahwa kurang dari 1.000 pekerja dipekerjakan di dua lini produksi baterai pabrik tersebut.

Pabrik yang dikenal sebagai Tesla's Gigafactory Shanghai, merupakan pabrik terbesar dan paling produktif perusahaan mobil listrik yang dipimpin orang terkaya di dunia Elon Musk, dengan sekitar 20.000 pekerja, termasuk di gedung perakitan Model Y dan Model 3.

PHK di Tesla terakhir kali terjadi pada Juni 2022 di ketika melakukan penutupan kantornya di San Mateo, California. PHK tersebut saat itu berdampak pada sekitar 200 pekerja.

Di kantornya di San Mateo, ratusan karyawan Tesla ditugaskan untuk memberi label video dari mobil perusahaan untuk meningkatkan sistem bantuan pengemudi mereka, yang dipasarkan sebagai Autopilot.

Beralih ke Produksi Kendaraan Listrik, Ford PHK Insinyurnya di Amerika

Ford Motor Co.
Logo Ford Motor

Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Ford kembali mengumumkan gelombang baru pemutusan hubungan kerja (PHK), terhadap sejumlah insinyurnya di kawasan Amerika Utara dalam beberapa hari mendatang.

Melansir CNN Business, Rabu (28/6/2023) PHK di Ford terjadi dalam langkah beralih ke produksi kendaraan listrik.

Namun, perusahaan tidak mengkonfirmasi jumlah karyawan yang terdampak PHK.

"Ini terkait dengan rencana pertumbuhan Ford+ yang kami perkenalkan pada tahun 2021 dan semakin diterapkan selama setahun terakhir," kata juru bicara Ford, T.R. Reid dalam sebuah pesan email.

"Mewujudkan rencana termasuk menyesuaikan staf agar sesuai dengan prioritas dan ambisi yang terfokus, sambil meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya," terangnya.

Ford sebelumnya mengatakan juga merekrut karyawan baru di beberapa daerah, namun tidak diketahui jelas apakah PHK kali ini akan mengakibatkan pengurangan tenaga kerja Ford secara keseluruhan di Amerika Serikat atau Kanada.

Sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Ford+, pada tahun 2021 perusahaan ini dibagi menjadi tiga unit operasi besar: Ford Blue untuk kendaraan bertenaga pembakaran internal, Ford Model E untuk kendaraan listrik, dan Ford Pro yang berfokus pada kendaraan komersial.

Fokus Perusahaan

Ford akui perkembangan mobil listrik di Tiongkok lebih pesat
Ford akui perkembangan mobil listrik di Tiongkok lebih pesat

CEO Ford Jim Farley juga mengumumkan bahwa perusahaan akan fokus pada segmen pasar yang lebih sedikit, tetapi lebih menguntungkan, dan akan mengembangkan lebih banyak produk digital untuk pelanggannya.

Selain pertumbuhan keuntungan, pengurangan biaya juga merupakan bagian dari rencana perusahaan.

Pada Maret 2023, eksekutif Ford mengatakan bahwa perusahaan akan merugi hingga USD 3 miliar tahun ini dari penjualan kendaraan listrik tetapi masih mengharapkan untuk memenuhi target keuntungannya sebesar USD 9 miliar hingga USD 11 miliar untuk tahun ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya