BMKG Imbau Warga Pesisir Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter

BMKG meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpotensi terjadi gelombang tinggi untuk selalu waspada.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jul 2023, 15:51 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2023, 15:50 WIB
BMKG Imbau Warga Pesisir Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter
BMKG imbau masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga enam meter yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah perairan pada 15-16 Juli 2023.(Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga enam meter yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah perairan pada 15-16 Juli 2023.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo memohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada. Eko menuturkan, pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi. Demikian mengutip dari Antara, Sabtu (15/7/2023).

Eko mengatakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 6-25 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Maluku, perairan selatan Sulawesi Utara, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Laut Arafuru, perairan selatan Yos Sudarso, dan perairan selatan Merauke,” tutur dia.

Ia menuturkan, kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan timur Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, Selat Sumba bagian timur, Selat Ombai, perairan Kepulauan Natunan, perairan Kepulauan Subi-Kepulauan Serasan, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan selatan Kalimantan Tengah, perairan Kepulauan Kangean, Selat Makassar bagian tengah dan selatan, perairan Balikpapan.

Selanjutnya perairan Kotabaru, Laut Bali, perairan barat Kepulauan Selayar, Laut Sumbawa, Laut Flores, perairan Manui-Kendari, perairan Wakatobi, Teluk Tolo, perairan selatan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula-perairan selatan P.Buru-Pulau Seram, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sitaro.

Perairan Kep.Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, perairan Biak, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Letti, perairan Kaimana, perairan Sorong bagian selatan, perairan Fakfak-Amamapare, perairan Yos Sudarso bagian selatan, perairan selatan Merauke.

 

Gelombang Tinggi 2,5 Meter-4 Meter

Cuaca Ekstrem Tenggelamkan Kapal di Perairan Maluku, 14 Tewas
Ilustrasi cuaca ekstrem sebabkan gelombang tinggi di perairan.

Untuk gelombang tinggi di kisaran 2,5 meter-4 meter, berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan selatan Banten-Jawa Barat, Jawa Tengah-Yogyakarta-Jawa Timur.

Selanjutnya, perairan selatan P.Bali-NTB-NTT, Selat Bali-Lombok-Alas-Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan Pulau Sabu, Laut Sawu, perairan selatan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT.

Lalu Laut Maluku, perairan selatan Sulawesi Utara, perairan Bitung-Likupang, perairan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru.

Sedangkan gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan barat Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Pulau Enggano-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia Selatan Banten.

Bibit Siklon 95W Berpeluang Pengaruhi Cuaca di Wilayah Indonesia

Ilustrasi Hujan
Ilustrasi Hujan (pixabay.com)

BMKG menyebutkan, bibit siklon tropis 95W yang terdeteksi di wilayah Filipina dapat berpotensi memengaruhi cuaca di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menuturkan, bibit siklon tropis 95W itu tepatnya berada di pesisir timur Laut Luzon, Filipina, di sekitar 18,2 Lintang Utara (LU)  dan 122,3 Bujur Timur (BT). Ia menambahkan kecepatan angin maksimum bibit siklon 95W itu 30 knot dan tekanan udara minimum 1000 milibar (mb) bergerak ke arah barat.

"Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori tinggi," ujar dia seperti dikutip dari Antara.

Guswanto menuturkan, dampak dari bibit siklon 95W terhadap cuaca di beberapa wilayah Indonesia yakni hujan sedang hingga lebat di Kepulauan Riau (Kepri) dan Kalimantan Utara (Kaltara).

Selain itu,ia menambahkan, dampak bibit siklon 95W itu juga memengaruhi tinggi gelombang di kisaran 1,25-2,5 meter di perairan Kepulauan Natuna, Laut Sulawesi bagian barat, dan Samudera Pasifik utara Halmahera, hingga Papua.

"Gelombang laut lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara," kata dia.

Ia menyampaikan masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan. BMKG terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan adanya potensi siklon tropis yang dapat berdampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.

Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengajak masyarakat untuk mengatasi kesenjangan antara teknologi kebencanaan dan pemahaman guna menekan risiko bencana.

"Meskipun sudah ada peringatan dini untuk melakukan evakuasi, jika tidak didukung dengan pemahaman tentang mitigasi kebencanaan, kesadaran, keterampilan, dan juga kemampuan respons yang cepat dan tepat, sistem peringatan dini tersebut akan gagal dalam mencegah terjadinya korban," katanya.  

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya