Ekonomi Indonesia Bakal Salip Rusia pada 2025

Menko Luhut menyebut ekonomi Indonesia akan melampaui Rusia pada 2025 mendatang. Pernyataan ini mengutip temuan dari hasil studi Atlantic Council.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Sep 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 15:30 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pernyataan tersebut menanggapi pandangan fraksi terhadap asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen hingga 5,7 persen dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN Tahun 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyebut ekonomi Indonesia akan melampaui Rusia pada 2025 mendatang. Pernyataan ini mengutip temuan dari hasil studi Atlantic Council.

"Atlantic Council merilis studi mereka, mungkin pada tahun 2025, Indonesia bisa melampaui ekonomi Rusia," kata Luhut dalam konferensi pers Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Luhut mengatakan, ekonomi Indonesia terus mengalami perkembangan pesat pasca penerapan kebijakan hilirisasi logam mineral. Semisal, nikel, bauksit, hingga tembaga.

"Mungkin Anda tahu bahwa angka yang saya tunjukkan, dampak dari hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, timah, rumput laut, gas, ini bisa membawa negara ini menjadi negara yang sangat-sangat kuat dalam waktu dekat," ujarnya.

PDB Indonesia

Berkat hilirisasi industri mineral logam, saat ini Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah mencapai USD 1,45 triliun. Bahkan, pada 2050 mendatang Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor empat atau lima di dunia.

"Anda harus bangga menjadi orang Indonesia karena ini. Jadi alam semesta memberikan Anda yang satu ini. Tapi Anda harus memanfaatkannya," ucapnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong hilirisasi industri mineral logam. Meskipun, mendapat sejumlah protes dari negara-negara di Uni Eropa.

"Jadi, saya pikir generasi Anda harus melihat hal ini. Jangan biarkan lagi hanya mengekspor bahan mentah. Biarkan mereka melakukan protes," pungkasnya.

Luhut: Investor Asing Jangan Cuma Nambang di Indonesia, tapi Kelola Dalam Negeri

Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan memamerkan harta karun kekayaan Indonesia yang belum diketahui dunia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan memamerkan harta karun kekayaan Indonesia yang belum diketahui dunia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tak ingin program transisi energi yang tengah digalakan Indonesia kena dikte negara lain. Pasalnya, Indonesia menyimpan potensi sumber daya alam besar di sektor energi baru terbarukan (EBT).

Luhut mempersilakan investor asing masuk Indonesia untuk terlibat dalam program transisi energi. Namun bukan sekadar mengambil harta karun saja, tapi ikut mengolahnya di dalam negeri. 

"Jangan biarkan lagi ekspor bahan mentah, tapi Anda semua harus ada di Indonesia. Tapi setelahnya, mungkin setelah dua tahap, Anda bisa ekspor beberapa yang diproduksi di sini," ujar Luhut di sela-sela Indonesia Sustainibility Forum (ISF) di Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9/2023).

"Namun di saat bersamaan, Anda harus bisa memberikan kepercayaan kepada investor untuk membawa uang mereka guna mendukung kita, karena saya berpikir kita tidak bisa melakukannya sendirian," ungkapnya.

Luhut berkata, Indonesia juga bakal melakukan ekspor energi hijau. Namun, ia ingin pelaku industri tidak hanya ambil untung sendiri. 

"Jadi itu sikap Pemerintah Indonesia. Jangan biarkan orang lain mendikte Anda. No, saya juga punya hak untuk mempertahankan kepentingan kami," tegas Luhut. 

PLTU Batu Bara Pensiun

Simak Strategi PLN Amankan Pasokan Batu Bara ke PLTU
PLN mendorong skema kontrak jangka panjang dengan penambang. Hal terjadi dijadikan strategi jitu untuk mengamankan pasokan batu bara bagi pembangkit milik perseroan.

Senada, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marinves Rachmat Kaimuddin menambahkan, Pemerintah RI dan Sekretariat JETP telah memetakan guna mendapat dana hibah USD 20 miliar untuk melakukan transisi energi, dengan mempensiunkan dini PLTU batu bara. 

Setelahnya, Indonesia bakal memperdagangkan listrik hijau ke negara tetangga. Tapi Rachmat tak ingin Indonesia hanya sekadar jadi pelaku ekspor saja.  

"Pastinya, tujuan akhirnya bukan hanya ekspor listrik hijau, tapi juga membangun manufaktur panel surya dan baterai di Indonesia. Jadi ini akan memperbaiki situasi industri," tuturnya. 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya