Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, daya saing Indonesia naik 10 peringkat menjadi posisi 34 dari sebelumnya di posisi 44 pada tahun 2022. Kenaikan tersebut didorong oleh pembangunan infrastruktur yang terus dipercepat.
"Berdasarkan International Institute for Management Development, daya saing kita di tahun 2022, sebelumnya ranking 44, tahun kemarin kita sudah masuk ke ranking 34. Kenaikan 10 (peringkat) itu kenaikan tertinggi di dunia dan salah satunya karena urusan infrastruktur," kata Jokowi dalam Main Event Sewindu PSN-Infrastructure forum, di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu (13/9/2023).
Baca Juga
Jokowi mencatat selama delapan tahun PSN berjalan, 161 proyek strategis nasional (PSN) telah selesai dan mampu menyerap 11 juta tenaga kerja.
Advertisement
Menurutnya, kenaikan jumlah tenaga kerja menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan daya saing Indonesia.
Maka untuk terus meningkatkan daya saing Indonesia ke depannya, Presiden Jokowi meminta agar seluruh PSN bisa diselesaikan pada semester I-2024. Selain itu, Jokowi sekaligus meminta agar Kementerian dan lembaga terkait bisa betul-betul mengawasi pembangunan PSN supaya tidak ada yang mangrak.
"Jangan sampai ada yang mandek apalagi mangkrak, lihat betul. Sekali lagi, jangan sampai ada yang mangkrak, cek betul. Teliti betul akar masalahnya apa, kalau ada masalah, beri tenggat waktu," kata dia.
Menurutnya, jika ada persoalan harus segera diselesaikan dicari solusi, termasuk polemik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, dimana masyarakat menolak relokasi atas rencana pemerintah yang akan membangun kawasan Rempang Eco City, di pulau Rempang tersebut. Alhasil, bentrok antara masyarakat dengan polisi tak bisa terelakan.
"Jika ada persoalan, jika ada permasalahan baik soal lahan, pembiayaan anggaran, urusan perizinan, tolong segera dikomunikasikan. Segera cari solusi-solusi inovatifnya dan ini selalu saya ingatkan, jangan justru malah menggunakan pendekatan yang represif kepada masyarakat," pungkasnya.
Gencar Bangun Infrastruktur, Indeks Kompetitif Logistik Indonesia Bakal Melesat
Kawasan Asia Tenggara diyakini memiliki potensi untuk terus mengembangkan market dan meningkatkan tingkat kompetitif logistik di kancah global. Perkembangan industri e-commerce yang semakin pesat ditambah dengan tren bisnis berkelanjutan ramah lingkungan, akan menjadi tantangan sekaligus peluang menjanjikan.
Pembahasan sektor logistik ini diulas dengan intens dalam rangkaian event ASEAN Indonesia 2023, Bloomberg Executive Lunch Session “Navigating The ASEAN’s Logistics Landscape, Overcoming Complexity for Success” dengan pembicara antara lain; CEO PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Jodi Mahardi, pengamat ekonomi politik Asmiati Malik, dan Managing Partner McKinsey Indonesia Khoon Tee Than.
“Bisa dilihat dengan jelas bahwa di Asia Tenggara, market industri logistik sedang berkembang pesat pada saat ini,” papar Jodi, dikutip Minggu (10/9/2023).
Perkembangan ini didorong antara lain berkembangnya industri e-commerce, konektivitas sambungan berkecepatan tinggi yang terus tumbuh, dan digitalisasi. Dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan dari 2023 hingga 2030 sebesar 10,7% , menurut Jodi, ini juga bisa menjadi peluang tumbuhnya pendapatan di sektor perkapalan.
Advertisement
Indeks Kompetitif Logistik
Indonesia, kata dia, memiliki potensi untuk menaikkan indeks kompetitif logistik mengingat dalam 10 tahun terakhir telah gencar membangun proyek-proyek infrastruktur strategis untuk mendukung sistem logistik.
“Tentunya tantangan Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau, di sini salah satu strateginya adalah dengan membantu konektivitas antar pulau. Dari sisi kebijakan, kita juga perlu mendorong digitalisasi di segala aspek,” katanya.
Jodi juga menyoroti soal ekonomi hijau yang akan menjadi potensi bisnis logistik dalam upaya transisi energi dalam mendukung Net Zero Emission 2060 .
“Green economy adalah masa depan, bagaimana kita bisa menangkap peluang ini dengan mulai menyiapkan dekarbonisasi di sektor logistik dan juga bisnis energi ramah lingkungan," tutur dia.
Peluang
Menurut Jodi ini merupakan peluang bagi PIS yang bisa mengembangkan kapal dual fuel dan bahkan angkutan carbon capture utilization and storage (CCUS).
CEO PIS Yoki Firnandi memaparkan PIS sendiri memiliki aset yang tidak hanya siap mendukung kemajuan industri logistik nasional, tapi juga menjadi kebanggaan Indonesia di kawasan ASEAN. Mengoperasikan lebih dari 300 kapal dan berlayar di 26 rute internasional, PIS terus berkembang untuk menjadi perusahaan perkapalan dan logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara.
“Kami terus berinvestasi lebih banyak dan memperluas bisnis kami di Asia, karena kami tahu masa depan dunia ada di Asia yang tengah berkembang cepat. Ada peluang besar di sektor pelayaran internasional, kami menyusun strategi dan juga melakukan transformasi terutama untuk peningkatan transportasi dan logistik energi,” kata Yoki.
Advertisement