China Pamer Pesawat C919 Buatan Sendiri di Hong Kong

China telah investasi besar-besaran pada pesawat jet buatan dalam negarai sebagai upaya untuk mencapai teknologi penting.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Des 2023, 19:20 WIB
Diterbitkan 13 Des 2023, 19:20 WIB
China Pamer Pesawat C919 Buatan Sendiri di Hong Kong
Pesawat jet penumpang buatan China dipamerkan di Hong Kong pada Rabu, 13 Desember 2023. Pesawat ini sebagai upaya China saingi negara barat.(AFP Photo/STR/Greg Baker)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat jet penumpang buatan China dipamerkan di Hong Kong pada Rabu, 13 Desember 2023. Pesawat ini sebagai upaya China saingi negara barat.

Dikutip dari Channel News Asia, ditulis Rabu (13/12/2023), pesawat C919 melakukan penerbangan komersial perdana pada Mei, dan menjadi ambisi China selama puluhan tahun untuk bersaing dengan negara barat. Selain itu, pembuatan pesawat ini menjadi ajang China mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.

Regulator China berharap pesawat ramping dan berbadan sempit yang dibuat oleh Commercial Corp of China (COMAC) milik pemerintah China akan menantang model asing antara lain Boeing 737 MAX dan Airbus A320.

Kini pesawat tersebut diparkir di Bandara Internasional Hong Kong. C919 akan terbang di atas Pelabuhan Victoria Hong Kong pada Sabtu pekan ini. Pesawat yang mendarat di Hong Kong pada Selasa, 12 Desember ini akan terbang kelilingi Hong Kong dua kali pada Sabtu pagi jika cuaca memungkinkan.

Pemimpin Hong Kong John Lee memuji pengembangan C919 dan ARJ21, model yang lebih kecil yang dibuat oleh COMAC sebagai “tonggak penting” dalam sektor penerbangan China.

“Keberhasilan pengembangan jet penumpang besar di China melambangkan posisi terdepan China dalam industri manufaktur transportasi,” ujar Lee saat upacara penyambutan di bandara.

Ia menambahkan, pesanan pesawat C919 sudah mencapai lebih dari 1.000 pesanan. Adapun China telah investasi besar-besaran pada pesawat jet buatan dalam negeri sebagai upaya untuk mencapai teknologi penting. Akan tetapi, banyak suku cadang C919 yang bersumber dari luar negeri.

Jet tersebut telah menerima sertifikasi resmi untuk terbang tahun lalu setelah lebih dari satu dekade dalam pengembangan tetapi belum mendapatkan pembeli internasional.

 

Pesawat China C919 Buatan Dalam Negeri Sukses Uji Coba, Siap Gantikan Airbus dan Boeing?

Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Sebelumnya diberitakan, China pada Selasa 8 November 2022 memamerkan pesawat besar pertama yang diproduksi di dalam negeri, setelah projek itu disetujui oleh regulator.

Pesawat dengan bentuk berbadan sempit dan ramping itu sukses menyentuh landasan pacu di Pameran Penerbangan dan Antariksa Internasional China.

Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (8/11/2022), pesawat ini berputar-putar di langit berawan di atas Kota Zhuhai sebelum mendarat di depan ratusan penonton.

Pihak berwenang China berharap C919 -- yang dibangun oleh Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) milik negara -- akan menantang model asing seperti Boeing 737 MAX dan Airbus A320.

Beijing juga berharap bahwa pesawat jet buatan dalam negeri pertamanya dengan potensi komersial massal akan mengurangi ketergantungan negara itu pada teknologi asing karena hubungan dengan negara-negara Barat memburuk.

Regulator China menyetujui C919 pada September 2022.

Presiden Xi Jinping bahkan memuji "prestasi memuaskan" tersebut dan menyebut bahwa projek ini adalah keinginan negara.

China Eastern Airlines, maskapai penerbangan terbesar kedua di negara itu mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memasukkan empat C919 ke dalam armadanya.

Media domestik melaporkan bahwa pesawat tersebut akan mulai beroperasi selama kuartal pertama tahun 2023.

COMAC mengatakan, lebih dari 800 pesanan untuk C919 telah dilakukan oleh puluhan pelanggan.

China secara resmi mengumumkan kesepakatan jangka panjang untuk jet Airbus senilai US$ 17 miliar selama kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz pekan lalu. Boeing 737 MAX telah dilarang terbang di China sejak 2019 setelah dua kecelakaan fatal.

 

Perdana, China Luncurkan Pesawat Penumpang Jumbo C919

Comac C919, pesawat penumpang buatan China dalam penerbangan uji coba domestik. (AFP)
Comac C919, pesawat penumpang buatan China dalam penerbangan uji coba domestik. (AFP)

Sebelumnya diberitakan, China sukses membuat pesawat penumpang besar pertama. Unit yang disebut-sebut sebagai saingan Boeing dan Airbus tersebut dijadwalkan terbang perdana hari Jumat 5 Mei 2017 waktu setempat, dari Bandara Internasional Pudong, Shanghai.

Pesawat China tersebut merupakan simbol kunci ambisi Beijing untuk memasuki pasar penerbangan global.

Jet buatan perusahaan milik negara, Comac itu telah rampung dibuat sejak 2008, tapi penerbangan pertamanya berulang kali tertunda.

Dilansir dari BBC, Jumat (5/5/2017), pesawat C919 itu dirancang untuk menjadi pesaing langsung Boeing 737 dan Airbus A320.

Diperkirakan, harga satu unit pesawat tersebut di pasar penerbangan global akan mencapai US$ 2 triliun dalam 20 tahun ke depan.

Meski buatan dalam negeri China, onderdil pesawat tersebut masih bergantung pada beragam teknologi impor. Contohnya, pesawat itu didukung oleh mesin CFM International dari pemasok Prancis-AS.

"Sejauh ini sudah ada pesanan lebih dari 500 pesawat, dengan komitmen dari 23 pelanggan, terutama maskapai China. Pelanggan utamanya adalah China Eastern Airlines," kata pejabat setempat.

Kini regulator keselamatan penerbangan Eropa telah memulai proses sertifikasi untuk C919 -- sebuah langkah penting bagi pesawat untuk bisa memasuki dan sukses di pasar internasional.

China memiliki ambisi untuk membangun industri pesawat terbang sipil sendiri sejak 1970-an, ketika istri pemimpin Mao Zedong, Jiang Qing, secara pribadi mendukung proyek serupa.

Namun, Y-10 yang dibangun pada akhir 1970-an, dianggap tak praktis karena memiliki bobot yang berat dan hanya tiga pesawat yang pernah dibuat.

 

AS Sebut China Tantangan Geopolitik Terbesar Amerika

Ilustrasi bendera Republik Rakyat China (AP/Mark Schiefelbein)
Ilustrasi bendera Republik Rakyat China (AP/Mark Schiefelbein)

Amerika Serikat pekan ini menerbitkan Strategi Keamanan Nasionalnya (NSS). Strategi yang tertuang dalam dokumen setebal 48 halaman itu menjabarkan apa yang dianggap oleh Presiden AS Joe Biden sebagai tantangan terbesar negara dan bagaimana pemerintahannya berencana untuk menavigasinya di dalam dan luar negeri.

NSS – yang diamanatkan Kongres – menggambarkan doktrin Biden yang bersifat ideologis dan pragmatis: menyebut China dan Rusia sebagai musuh geopolitik dalam perspektif “perjuangan antara otokrasi dan demokrasi” dunia, sambil berniat untuk bekerja sama dengan negara berhaluan politik apa pun untuk mengatasi pandemi, perubahan iklim, inflasi dan ancaman global lainnya.

Strategi itu berargumen, pada awal dari apa yang disebut Biden sebagai “dekade yang menentukan” ini terdapat peluang sempit untuk menghadapi tantangan transnasional bersama, bahkan di tengah persaingan negara-negara adidaya, untuk memajukan kepentingan AS dan mengarahkan dunia ke masa depan yang lebih cerah.

“Amerika Serikat akan memimpin dengan nilai-nilai kami dan kami akan bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami dan dengan semua orang yang memiliki kepentingan yang sama dengan kami,” kata Biden dalam kata pengantarnya, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (14/10/2022).

“Ketika dunia terus menavigasi dampak pandemi dan ketidakpastian ekonomi global yang masih berlangsung, tidak ada negara yang memiliki posisi lebih baik untuk memimpin dengan kekuatan dan tujuan selain Amerika Serikat.”

NSS menjabarkan rencana tiga-cabang pemerintahannya: Berinvestasi dalam negeri di bidang industri, inovasi, pendidikan, layanan kesehatan dan demokrasi;

memobilisasi aliansi dan koalisi untuk meningkatkan pengaruh kolektif dan membentuk aturan; memodernisasi dan memperkuat kekuatan militer AS.

Infografis Perang Dagang AS-China Segera Berakhir
Infografis Perang Dagang AS-China Segera Berakhir. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya