Stok Beras Bulog Capai 1,4 Juta Ton, Harga Dijamin Tak Naik saat Natal dan Tahun Baru

Bulog juga telah meneken kontrak pembelian beras dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja.

oleh Tim Bisnis diperbarui 15 Des 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 13:00 WIB
5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog memastikan memiliki stok beras yang cukup untuk memenuhi kenaikan permintaan saat Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini mencapai 1,4 juta ton.

Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya, menjelaskan bahwa batas aman stok beras yang dikuasai Bulog dibantu dari tambahan baru penugasan impor dari pemerintah. Sehingga, jumlah stok beras mengalami peningkatan.

Dengan kondisi seperti ini, distribusi beras saat libur Natal dan Tahun Baru, dipastikan lancar. Termasuk dengan harga beras diyakini tetap stabil.

 

"Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, Bulog sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton", ujar Tomi, di kantor Bulog, Jumat (15/12).

Tomi menambahkan, Bulog juga telah meneken kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja.

"Selanjutnya, kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan", tambah Tomi.

Kemudian Tomi juga mengemukakan pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di tanah air melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).

"Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui BULOG sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per kemarin (14/12) sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil", kata Tomi.

Bansos Beras

Selanjutnya, kata dia, saat ini pemerintah juga sedang menyalurkan Beras Bantuan Pangan tambahan untuk bulan Desember.

Dia menyebutkan, total Beras Bantuan Pangan yang disalurkan selama tahun 2023 sudah sebanyak 1,4 juta ton.

Sesuai arahan Presiden Jokowi saat memberikan langsung Bantuan Pangan di Malan kemarin (14/12) program ini akan diteruskan sampai dengan bulan Maret 2024 dan akan memperhatikan lagi APBN untuk menambah sampai dengan Juni 2024.

"Melalui 2 instrumen ini terbukti efektif meredam gejolak kenaikan harga beras yang terjadi sebagai dampak bencana El Nino yang melanda seluruh dunia," pungkasnya.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

Jokowi Perintahkan Stok Beras Ditambah Jadi 3 Juta Ton, Ini Gara-garanya

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menjabarkan fokusnya adalah untuk memastikan ketersediaan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ada dan cukup di seluruh penjuru Indonesia. Ia juga menekankan stok minimal CBP yang dikelola Bulog juga menjadi atensi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bapak Presiden memerintahkan saya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional untuk memastikan stok beras sampai ke Indonesia Timur, juga Indonesia Tengah, semua harus ada. Kemarin dari Indonesia Barat, Timur, dan Tengah lalu disini kita menyaksikan stok Bulog dalam kondisi yang cukup," papar Arief.

"Tentunya stok Bulog akan selalu dijaga diatas 1 juta ton. Namun kemarin Bapak Presiden meminta penambahan stok sampai terus mendekati 3 juta ton. Ini untuk memastikan bahwa dalam kondisi apapun, entah itu climate change, El Nino atau apapun, negara itu punya stok yang siap sedia digelontorkan ke masyarakat," beber Kepala NFA.

Adapun Kepala NFA telah memastikan stok CBP di Provinsi NTT secured dan cukup. Ini dilakukannya bersama Presiden Jokowi sembari memastikan kelancaran bantuan pangan beras. Ia pun menginginkan sumber CBP berasal dari produksi dalam negeri.

"Stok CBP di Kupang ini ada lebih dari 3 ribu ton, jadi kita pastikan di Kupang stok berasnya aman. Ini setelah kemarin kami juga sudah pastikan melalui road show ke beberapa tempat. Mulai dari Padang, Palembang, Bandar Lampung, Biak, Jayapura sampai Timika. Dan hari ini kita ada di Kupang, kemarin ada di Nagekeo, sebelumnya ada di Manggarai Barat Labuan Bajo," ungkapnya.

 

Impor Karena Sangat Terpaksa

"Bapak Mentan (Menteri Pertanian) pernah sampaikan ke kita, tanam itu minimal harus 1 juta hektar sehingga dalam sebulan bisa dipanen lebih dari 2,5 juta ton, itu adalah untuk kebutuhan nasional. Kalau ini (areal tanam) bisa ditingkatkan menjadi 1,5 atau 2 juta hektar, kita akan bisa memenuhi kebutuhan beras kembali bersumber dari dalam negeri," jelas Kepala NFA ke media.

"Impor ini kita lakukan sangat terpaksa, karena kita ingin ekonominya bergeraknya ada di Indonesia, petaninya ada di Indonesia, penggiling padinya juga ada di Indonesia, jadi roda ekonominya ada di Indonesia. Setelah ini kita harus hand in hand untuk memperkuat CBP dan utamakan produksi tentunya dari dalam negeri," pungkas Arief.

Untuk diketahui, per 5 Desember total stok beras yang ada di Bulog terdapat 1,5 juta ton. Sementara ID FOOD juga mengelola komoditas beras sejumlah 2.260 ton. Selanjutnya Cadangan Beras Pemerintah Daerah Provinsi (CBPP) se-Indonesia tercatat ada 6.735 ton.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya