Agen Gas Teriak Beli LPG 3 Kg Pakai KTP Disebut Tak Efektif

Pengelola pangkalan gas menilai aturan pembatasan penjualan LPG 3 kg bagi konsumen terdaftar dengan menyertakan KTP tidak efektif.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Jan 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2024, 18:30 WIB
Kebutuhan Elpiji 3 Kg
Pengelola pangkalan gas menilai aturan pembatasan penjualan LPG 3 kg bagi konsumen terdaftar dengan menyertakan KTP tidak efektif. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pengelola pangkalan gas menilai aturan pembatasan penjualan LPG 3 kg bagi konsumen terdaftar dengan menyertakan KTP tidak efektif. Ada beberapa alasan, salah satunya terkait aksi oknum agen LPG 3 kg nakal yang menjual gas secara keliling atau nganvas.

Hardi, salah seorang pengelola pangkalan gas di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan mengatakan masih penjual gas yang tidak mensyaratkan pembelian LPG 3 kg memakai KTP.

"Kan ada juga yang nganvas. Kayak dari agen gas ada yang nganvas. Kalau enggak agen ya dari pangkalan lain juga pasti ada. Makanya kita bilang mau terapin gini, yang lain juga ada yang masih belum. Kan susah," ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (4/1/2024).

Alasan lainnya, ia mengungkapkan masih adanya warung-warung yang menjual tabung gas melon subsidi tanpa syarat. Itu diakuinya turut membuat penjualan LPG 3 kg di pangkalan gas resmi jadi turun.

Agen LPG Belum Dipercaya

Selain itu, konsumen pun belum percaya sepenuhnya untuk menyertakan nomor induk kependudukan (NIK) kepada pihak pangkalan gas. Atas alasan itu, Hardi menyebut konsumen memilih kabur ke warung meskipun harga jualnya lebih tinggi.

"Turun sih pasti ada, lari ke warung-warung. Mereka kan enggak pakai KTP. Karena gini, kebanyakan pelanggan bilang pakai KTP repot. Takutnya ntar dikasih ke pinjol, disalahgunakan," ungkap dia.

"Kemudian mereka juga ngomong gini, mendingan dinaikin aja dah daripada begini, ribet. Mereka enggak mau (pakai KTP). Mereka takut pinjol. Kedua, tahun politik, mereka bilang takutnya disalahgunakan datanya. Jadinya pusing," keluhnya.

 


Rawan Kebocoran

Beli LPG Pakai KTP
PT Pertamina (Persero) mengimbau masyarakat segera melakukan pendaftaran dan pencocokan data ke pangkalan LPG untuk bisa mengakses LPG bersubsidi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Oleh karenanya, ia menilai syarat pembelian LPG 3 kg untuk konsumen terdaftar dengan membawa KTP tidak efektif karena masih rawan kebocoran.

"Tapi kan tetap, ada aja orang yang daftar pakai KTP orang lain, bisa. Ntar pakai KTP pembantunya lah, supirnya lah. Saya bilang itu enggak efektif. Kalau bilang Pertamina bilang ini efektif, kagak bakal," tegasnya.

Menindaki situasi itu, pangkalan gas lain masih di wilayah serupa memilih untuk tidak mewajibkan KTP ke konsumennya. Namun, toko itu menjual LPG 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan.

Merujuk Keputusan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 510/Kep.117-Huk/2022, harga LPG 3 kg di tingkat sub penyalur atau pangkalan ke konsumen ditetapkan sebesar Rp 19.000. Adapun pangkalan gas tersebut mencantumkan harga tabung gas subsidi di angka Rp 20.000.

""Enggak apa-apa (tanpa KTP), bisa juga. Satunya Rp 20.000. Kalau (konsumen) warung bisa (borong banyak sekaligus)," kata salah seorang pria penjaga pangkalan kepada Liputan6.com.


Beli LPG 3 Kg Wajib KTP, Konsumen di Pangkalan Gas Lari ke Warung

FOTO: Warga Beralih ke Gas Melon Imbas Kenaikan Harga LPG Nonsubsidi
Pekerja melakukan bongkar muat tabung LPG 3 kg di salah satu agen di Jakarta Pusat, Kamis (14/7/2022). Imbas kenaikan harga jual LPG nonsubsidi Rp 2.000 per kg, pengelola agen gas mengungkapkan banyak warga mulai beralih ke LPG 3 kg subsidi atau gas melon karena harga gas nonsubsidi terlampau tinggi di tengah kondisi ekonomi yang makin sulit. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kewajiban pembelian LPG 3 kg menggunakan KTP per 1 Januari 2024 dikeluhkan penjual gas di pangkalan. Pasalnya, aturan itu membuat jumlah konsumen turun.

Seperti diutarakan Hardi (46 tahun), salah seorang pengelola pangkalan gas LPG 3 kg di kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

Ia mengaku banyak konsumen yang enggan ribet membeli tabung gas melon dengan menyertakan KTP. "Turun sih pasti ada, lari ke warung-warung. Mereka kan enggak pakai KTP. Karena gini, kebanyakan pelanggan bilang pakai KTP repot. Takutnya ntar dikasih ke pinjol, disalahgunakan," ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (4/1/2024).

"Kemudian mereka juga ngomong gini, mendingan dinaikin aja dah daripada begini, ribet. Mereka enggak mau (pakai KTP). Mereka takut pinjol. Kedua, tahun politik, mereka bilang takutnya disalahgunakan datanya. Jadinya pusing," ungkapnya.

Menurut dia, masih banyak warung-warung yang menjual LPG 3 kg subsidi tanpa syarat kepada konsumen. Itu terbantu oleh aksi oknum agen nakal yang menjual gas secara keliling atau nganvas.

"Kan ada juga yang nganvas. Kayak dari agen gas ada yang nganvas. Kalau enggak agen ya dari pangkalan lain juga pasti ada. Makanya kita bilang mau terapin gini, yang lain juga ada yang masih belum. Kan susah," keluhnya.

Untuk segmen konsumen yang masih bertahan membeli dari pangkalan, beberapa berasal dari pembeli rumah tangga, pengusaha katering rumahan, hingga tukang gorengan.

Ia pun mengimbau konsumen lain untuk ikut mendaftar sebelum membeli LPG 3 kg, meskipun cara itu disebutnya masih rawan kebocoran.

"Daftar di sini bisa, pakai aplikasi. Tapi kan tetap, ada aja orang yang daftar pakai KTP orang lain, bisa. Ntar pakai KTP pembantunya lah, supirnya lah. Saya bilang itu enggak efektif. Kalau bilang Pertamina bilang ini efektif, kagak bakal," tegasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya