Liputan6.com, Jakarta Rupiah terpantau melemah tipis 9 poin pada perdagangan Selasa sore, 16 Juli 2024 walaupun sebelumnya sempat melemah 45 poin di level 16.179 dari penutupan sebelumnya rupiah di level 16.170.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 16.130 - 16.220," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam keterangan di Jakarta, dikutip Selasa (16/7/2024).
Adapun indeks dolar AS atau USD yang juga melemah pada Selasa (16/7).
Baca Juga
USD melemah ketika spekulasi meningkat tentang kemungkinan penurunan suku bunga The Fed bulan September mendatang, menyusul pembacaan inflasi yang lemah dan sinyal yang agak dovish dari bank sentral.
Advertisement
Pernyataan terbaru Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tersebut semakin yakin bahwa inflasi akan turun.
"Meskipun dia tidak secara langsung mengirim pesan mengenai penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya berarti bahwa penurunan suku bunga sudah dekat," kata Ibrahim.
Para pedagang kini terlihat mengesampingkan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan September
Alat CME Fedwatch memperkirakan peluang hampir 90% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
"Namun, dolar didukung terutama oleh meningkatnya spekulasi bahwa Trump akan mendapatkan masa jabatan kedua. Hal ini terjadi ketika upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut tampaknya telah meningkatkan popularitasnya secara signifikan, menempatkannya di depan Joe Biden dalam pemilihan presiden," papar Ibrahim.
"Trump diperkirakan akan memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan mendukung dolar," imbuhnya.
Utang Luar Negeri RI Tembus USD 407,3 Miliar di Mei 2024
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 mencapai USD 407,3 miliar atau tumbuh 1,8 persen (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan 1,5 persen (yoy) pada April 2024.
BI memastikan angka ULN tersebut dalam kondisi masih terkendali.
Posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 tercatat sebesar 191,0 miliar dolar AS, atau secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan 0,8 persen (yoy), setelah pada April 2024 terkontraksi 2,6 persen (yoy).
"Pemerintah konsisten untuk tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara prudensial, terukur, oportunistik, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal," Ibrahim menyoroti.
Advertisement
ULN Untuk Mendukung Sektor Prioritas
Ibrahim lebih lanjut memaparkan bahwa, sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan prioritas, yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (21,0 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,7 persen), dan jasa pendidikan (16,8% persen).
Lalu sektor konstruksi (13,6 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (9,5 persen). Guna untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian, tutup Ibrahim.