Membanggakan! Inovasi Pelajar Indonesia Juara World Contest di Korea Selatan

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia di kancah internasional.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Agu 2024, 21:43 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 21:42 WIB
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia di kancah internasional.
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia di kancah internasional.

Liputan6.com, Jakarta Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia di kancah internasional. Dua tim dari Unisadhuguna Education berhasil meraih penghargaan di ajang e-Icon World Contest yang diselenggarakan di Korea Selatan.

Kompetisi ini, yang diadakan oleh Korea Education Frontier Association (KEFA) bersama Kementerian Pendidikan Korea Selatan, bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan pelajar muda dari seluruh dunia untuk menciptakan solusi inovatif terkait isu-isu global, khususnya yang berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Tim pertama yang terdiri dari Allysia Heidy Kurniawan dan William Naryanto berhasil meraih juara ketiga untuk kategori sekolah tingkat menengah pertama (SMP). Mereka menciptakan aplikasi e-Talk Travel yang berfokus pada SDGs 11, yaitu tentang kota dan komunitas berkelanjutan.

Inovasi mereka mendapat pujian dari para juri karena potensi aplikasinya dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata Indonesia.

"Kami mengembangkan aplikasi IT yang berhubungan dengan travel. Harapannya, aplikasi ini bisa digunakan untuk mendukung sektor pariwisata Indonesia," ungkap Allysia, yang saat ini berusia 17 tahun, di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (10/8/2024).

Jadi Motivasi

Allysia menyampaikan kebanggaannya bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi internasional. Menurutnya, pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan luar biasa yang diberikan oleh orang tua dan para guru.

Prestasi ini semakin memotivasi Allysia untuk terus berpartisipasi dalam kompetisi internasional lainnya, dengan tujuan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki talenta IT yang mampu bersaing di tingkat global.

"Dukungan dari orang tua dan guru sangat luar biasa. Mereka mendorong saya untuk mencoba, tanpa memikirkan hasil akhirnya, karena pengalaman ini sangat berharga dan mungkin akan membuka peluang baru," kata Allysia.

Christela Cindy, guru sekaligus pendamping tim, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian dua tim dari Unisadhuguna Education.

 

Tingkat SMA

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia di kancah internasional.
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia di kancah internasional.

Selain Allysia dan William, tim kedua yang terdiri dari Evan Rafael Ezra Wenas dan Owen Riley Widjaja juga berhasil meraih juara ketiga untuk kategori sekolah tingkat menengah atas (SMA).

Evan dan Owen mengembangkan aplikasi Skillsprint yang berkaitan dengan SDGs 8, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Aplikasi ini dirancang untuk menjembatani pencari kerja dengan pemberi kerja, serta menyediakan pelatihan yang meningkatkan keterampilan para pencari kerja.

"Kami sangat bangga karena anak-anak kami mampu meraih juara, terlebih lagi proses untuk mengikuti kompetisi ini tidaklah mudah," ungkap Cindy.

Cindy menjelaskan bahwa pemilihan Allysia, William, Evan, dan Owen sebagai peserta kompetisi tidak lepas dari prestasi mereka selama ini. Cindy menambahkan bahwa mereka diminta untuk membuat proposal inovasi aplikasi sebagai bagian dari seleksi awal e-Icon World Contest.

"Sejak awal tahun, kami telah memutuskan untuk mengikuti kompetisi ini karena kami ingin memberikan pengalaman lebih bagi siswa-siswa kami, terutama di tingkat internasional. Seleksinya dilakukan berdasarkan proposal aplikasi yang paling menarik, dan tim yang terpilih kemudian diberangkatkan ke Korea Selatan," lanjut Cindy.

Cindy juga menjelaskan bahwa setiap tim dari berbagai negara mendapatkan tambahan dua anggota dari pelajar Korea Selatan. Selama bulan Juli, Allysia, William, Evan, dan Owen bekerja sama dengan pelajar Korea tersebut melalui diskusi daring untuk menyempurnakan aplikasi mereka.

"Proses final berlangsung di Korea Selatan pada 5-9 Agustus, dan anak-anak berhasil menunjukkan bahwa aplikasi mereka memiliki nilai tambah dalam menyelesaikan masalah terkait SDGs. Kami berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi pelajar lain di Unisadhuguna dan seluruh Indonesia," tambah Cindy.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya