Harga Minyak Dunia Hari Ini Usai Kekhawatiran Resesi Dunia Mereda

Harga minyak mentah AS naik lebih dari 1% pada hari Kamis hingga ditutup di atas USD 78 per barel. Harga minyak tersebut pulih dari kerugian dua hari karena kekhawatiran resesi mereda.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Agu 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini. Harga minyak mentah AS naik lebih dari 1% pada hari Kamis hingga ditutup di atas USD 78 per barel. Harga minyak tersebut pulih dari kerugian dua hari karena kekhawatiran resesi mereda. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah AS naik lebih dari 1% pada hari Kamis hingga ditutup di atas USD 78 per barel. Harga minyak tersebut pulih dari kerugian dua hari karena kekhawatiran resesi mereda.

Berikut harga minyak dunia pada perdagangan Kamis seperti dikutip dari CNBC, Jumat (16/8/2024):

  • Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Kontrak September dipatok USD 8,16 per barel, naik USD 1,18 atau 1,53%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik 9%.
  • Harga minyak Brent untuk kontrak Oktober dipatok USD 81,04 per barel, naik USD 1,28 atau 1,6%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global ini naik 5,2%.

Minyak mentah AS dan Brent naik 1,7% sepanjang minggu ini karena situasi di Timur Tengah masih genting.

Penjualan ritel yang kuat pada bulan Juli dan menurunnya klaim pengangguran memberikan investor kepercayaan baru terhadap ekonomi AS, yang baru-baru ini terguncang oleh data tenaga kerja dan manufaktur yang lemah.

Harga Minyak Acuan AS

Harga minyak acuan AS melonjak di atas USD 80 per barel pada hari Senin karena Israel dan anggota OPEC Iran tampaknya berada di ambang konflik langsung, di mana Pentagon mengirimkan pasukan ke Timur Tengah untuk membela sekutunya.

Harga minyak kemudian turun kembali karena kekhawatiran perang mereda, setidaknya untuk sementara. Iran tampaknya bersedia membatalkan serangan yang diharapkan terhadap Israel jika perundingan gencatan senjata Gaza yang dijadwalkan Kamis di Qatar berhasil.

China juga membebani pasar minyak minggu ini, di mana OPEC menurunkan perkiraannya untuk tahun ini karena melemahnya permintaan di ekonomi terbesar kedua di dunia. Dan persediaan minyak mentah AS naik untuk minggu yang berakhir pada 9 Agustus saat musim panas hampir berakhir. 

Peluang Gencatan Senjata di Jalur Gaza, Harga Minyak Dunia Turun

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Harga minyak berjangka turun pada hari Rabu dengan minyak mentah AS ditutup di bawah uSD 77 per barel. Penurunan harga minyak dunia ini terjadi setelah Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Iran mungkin menahan diri untuk tidak menyerang Israel jika kesepakatan gencatan senjata tercapai di Gaza.

Biden mengatakan kepada wartawan pada Selasa sore bahwa “ekspektasinya” adalah Iran tidak akan menyerang Israel jika kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di Gaza tercapai, meskipun dia menyebutkan upaya untuk menengahi gencatan senjata sedang "semakin sulit."

Putaran baru pembicaraan gencatan senjata dijadwalkan dimulai pada hari Kamis di Qatar, meskipun Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok militan tersebut tidak berencana untuk ambil bagian dalam negosiasi.

Berikut adalah harga minyak mentah penutupan pada hari Rabu:

  • West Texas Intermediate Kontrak September: USD 76,98 per barel, turun USD 1,37, atau 1,75%. Sejak awal tahun, harga minyak mentah AS telah naik 7,4%.
  • Brent Kontrak Oktober: USD 79,76 per barel, turun 93 sen, atau 1,15%. Sejak awal tahun, acuan global ini naik 3,53%. 

 

Iran Balas Serangan Israel

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Iran sebelumnya berjanji untuk membalas Israel setelah seorang pemimpin Hamas dibunuh di Teheran dua minggu lalu. Israel telah meningkatkan kesiagaan militernya, dan AS mengirimkan kelompok kapal induk dan kapal selam rudal kendali ke wilayah tersebut untuk membantu mempertahankan sekutunya.

Harga minyak mentah AS melonjak lebih dari 4% pada hari Senin akibat meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, tetapi sejak itu turun karena permintaan yang melemah di China mempengaruhi pasar.

“Masih ada pandangan yang berlaku di Washington bahwa Iran tidak ingin perang regional, lebih memilih konflik di zona abu-abu atau melalui proxy,” kata Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets, kepada klien dalam catatan penelitian pada hari Selasa.

Namun, upaya Gedung Putih untuk menahan konflik mungkin terbukti sulit, dengan kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang masih sulit dicapai, menurut Croft. Menunda serangan oleh Iran lebih dari minggu ini "tampaknya berisiko," tulisnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya