Warga Singapura Ini Nikmati Penerbangan Gratis di Kelas Bisnis Selama Setahun, Kok Bisa?

Aaron Wong, seorang warga Singapura hampir tidak pernah membayar tiket pesawat selama setahun.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 13 Okt 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 06:00 WIB
Warga Singapura Ini Nikmati Penerbangan Gratis di Kelas Bisnis Selama Setahun, Kok Bisa?
Ada orang-orang yang sering terbang di kelas bisnis dan kelas satu beberapa kali dalam setahun, tetapi menariknya, mereka melakukannya hampir tanpa biaya karena menggunakan poin kartu kredit. (Image by 4045 on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ada orang-orang yang sering terbang di kelas bisnis dan kelas satu beberapa kali dalam setahun, tetapi menariknya, mereka melakukannya hampir tanpa biaya karena menggunakan poin kartu kredit.  

Biasanya, terbang di kelas bisnis atau kelas satu merupakan sebuah pengalaman mahal yang tidak bisa dinikmati semua orang. Sebagai contoh, tiket pulang-pergi kelas ekonomi dari Singapura ke London di Singapore Airlines bisa berharga sekitar SGD 1.700 atau sekitar Rp 19 juta, sementara tiket kelas bisnis melonjak menjadi SGD 6.300 atau sekitar Rp71 juta rupiah dan kelas satu lebih dari SGD 13.000 sekitar Rp147 juta.

Untuk penerbangan jarak pendek, seperti dari Singapura ke Tokyo, perbedaannya sedikit lebih kecil yakni tiket kelas ekonomi bisa sekitar SGD 1.300 sekitar Rp14 juta, kelas bisnis SGD 4.200 sekitar Rp47 juta, dan kelas satu SGD 7.600 sekitar Rp86 juta. Demikian mengutip dari CNBC, Minggu (12/10/2024).

Aaron Wong, seorang warga Singapura yang mendirikan situs web perjalanan bernama The MileLion, mengatakan dia terbang sekitar delapan hingga sembilan kali per tahun. Namun, dia hampir tidak pernah membayar tiket itu karena menggunakan poin kartu kredit.

Rahasia menggunakan poin miles

Menurut Wong, kuncinya adalah memaksimalkan poin yang diperoleh dari pengeluaran kartu kredit, yang kemudian dikonversi menjadi miles maskapai. Namun, ini tidak semudah menggunakan satu kartu kredit untuk semua pengeluaran.

Wong mengatakan tidak ada kartu kredit terbaik untuk semua orang, karena itu tergantung pada kebiasaan belanja masing-masing. 

 

Lihat Miles Poin

Dia merekomendasikan untuk memiliki beberapa kartu yang memberikan miles bonus berdasarkan kategori pengeluaran, misalnya satu kartu untuk belanja online, satu kartu untuk makan, dan lainnya untuk belanjaan atau transportasi.

Biasanya, kartu dengan miles bonus bisa memberikan 4 miles per dolar yang dibelanjakan, jauh lebih tinggi dari kartu lain yang hanya memberikan 1,2 hingga 1,4 miles per dolar.

Sebagai contoh, pengeluaran sekitar USD 30.000 (sekitar Rp465 juta) pada kartu yang memberikan 1,4 miles per dolar akan menghasilkan sekitar 45.000 miles Singapore Airlines  cukup untuk tiket kelas ekonomi pulang pergi ke Perth.

Namun, jika pengeluaran yang sama dilakukan pada beberapa kartu yang memberikan miles bonus, Anda bisa mendapatkan hingga 120.000 miles, yang cukup untuk perjalanan pulang pergi ke Cape Town di kelas bisnis.

 

 

 

 

Perlu Ketelitian

Meski kelihatannya menguntungkan, Wong mengakui permainan miles ini membutuhkan ketelitian lebih. Anda perlu melacak kartu mana yang memberikan miles paling banyak untuk kategori pengeluaran tertentu, memahami syarat dan ketentuannya, serta batas pengeluaran yang bisa mendapatkan miles bonus.

Namun, Wong merasa semua upaya ini sepadan karena hadiahnya luar biasa. Dia sendiri tidak akan membayar harga penuh untuk kelas bisnis atau kelas satu, tetapi dengan miles, dia bisa menikmati pengalaman tersebut tanpa mengeluarkan uang sebanyak itu.

Untuk pemula, Wong menyarankan agar tidak mengeluarkan lebih banyak uang hanya demi mendapatkan lebih banyak miles. Sebaiknya, anggaplah miles sebagai bonus dari pengeluaran yang sudah Anda rencanakan sejak awal. Jadi, anda bisa mendapatkan pengalaman mewah dengan biaya yang jauh lebih rendah.

 

Sistem Error, 300 Penumpang Dapat Tiket Pesawat Qantas ke Amerika 87 Persen Lebih Murah dari Harga Asli

Qantas
Qantas International seakan tak ingin berhenti membuat gebrakan terbaru dengan memesan enam pesawat 787-9 Dreamliners untuk menggantikan penggunaan enam pesawat 747-400 terakhirnya pada akhir 2020 mendatang. (Foto: dokumen Qantas)

Sebelumnya, Keberuntungan menyapa sekitar 300 orang penumpang Qantas yang mendapat tiket kelas satu dengan harga miring. 'Promo' menggiurkan itu bukan disengaja maskapai, tapi diakibatkan kesalahan sistem pengkodean.

Mengutip laman CNN, Rabu (28/8/2024), sekitar 300 penumpang itu bisa mendapatkan tiket penerbangan pulang pergi kelas satu dari Australia ke Amerika Serikat hanya dengan USD3.400 (sekitar Rp36 juta) di situs web maskapai pada Kamis, pekan lalu. Padahal, tiket pesawat pp tersebut biasanya dijual seharga 28.000 dolar Australia atau sekitar Rp294 juta.

Dengan begitu, para calon penumpang itu mendapat tiket pesawat sekitar 87 persen lebih murah dari harga asli. "Sayangnya, itu adalah kasus di mana tarifnya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan," kata Qantas dalam sebuah pernyataan, Kamis, 22 Agustus 2024.

Tak ingin merugi terlalu besar, Qantas menawarkan solusi lain bagi pemegang tiket kelas satu alih-alih membatalkan tiket sepenuhnya. Pihak maskapai mengatakan akan memesankan penumpang tiket kelas bisnis 'sebagai isyarat niat baik' tanpa biaya tambahan. Harga tiket kelas bisnis Qantas dengan rute Australia - Amerika Serikat biasanya dijual dengan harga sekitar USD11.000 (Rp115,5 juta).

Bagi penumpang yang tidak puas dengan penawaran itu, Qantas akan mengembalikan uang mereka secara penuh. Kebijakan Qantas tersebut merupakan hasil belajar dari pengalaman maskapai pada tahun lalu yang mengalami masalah serupa. Agustus 2023, regulator Australia menuduh Qantas dalam gugatannya menjual tiket untuk lebih dari 8.000 penerbangan yang telah dibatalkan oleh maskapai tersebut – yang berdampak pada lebih dari 86.000 penumpang.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya