Liputan6.com, Jakarta Produsen mobil terbesar di Eropa, Volkswagen berencana untuk menutup tiga pabriknya di Jerman, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap puluhan ribu staf, dan mengecilkan pabrik-pabrik yang tersisa di negara itu.Â
Langkah itu dilakukan sebagai upaya perombakan untuk menghadapi gejolak ekonomi.
Baca Juga
Dilaporkan, Volkswagen telah menjalin negosiasi selama berminggu-minggu dengan serikat pekerja mengenai rencananya untuk merombak bisnisnya dan menurunkan biaya, termasuk mempertimbangkan penutupan pabrik di Jerman untuk pertama kalinya.
Advertisement
"Manajemen benar-benar serius tentang semua ini. Ini bukan gertakan dalam putaran perundingan kolektif," kata Kepala Dewan Pekerja Volkswagen, Daniela Cavallo kepada karyawan di Wolfsburg, dikutip dari The Straits Times, Selasa (29/10/2024).
"Ini adalah rencana kelompok industri terbesar Jerman untuk memulai penjualan di negara asalnya, Jerman,"ungkap Cavallo, tanpa menyebutkan secara spesifik pabrik mana yang akan terpengaruh atau berapa banyak dari sekitar 300.000 staf Volkswagen Group di Jerman yang akan diberhentikan.
Juga Pangkas Gaji Karyawan
Selain tutup pabrik dan PHK, Volkswagen juga berencana untuk memangkas gaji di pabrik tersebut setidaknya 10% dan membekukan pembayaran pada tahun 2025 dan 2026.
Sebelumnya, ribuan orang berkumpul di Wolfsburg, lokasi perusahaan tersebut telah berkantor pusat selama hampir sembilan dekade. Sambil membunyikan klakson dan peluit, para pekerja bersikeras tidak ada satu pun pabrik yang boleh ditutup.
Volkswagen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan mengajukan proposal tentang cara memangkas biaya tenaga kerja, ketika para pekerja dan manajemen bertemu untuk putaran kedua pembicaraan upah dan produsen mobil tersebut merilis hasil kuartal ketiga.
Pabrik Mulai Tak Produktif
"Situasinya serius dan tanggung jawab mitra negosiasi sangat besar ... Tanpa langkah-langkah komprehensif untuk mendapatkan kembali daya saing, kami tidak akan mampu melakukan investasi penting di masa mendatang," kata anggota dewan Volkswagen Group, Gunnar Kilian.
Thomas Schaefer, yang mengepalai divisi merek Volkswagen, mengatakan pabrik-pabrik mobil di Jerman tidak cukup produktif dan beroperasi 25-50% di atas biaya yang ditargetkan, yang berarti beberapa lokasi dua kali lebih mahal dibandingkan dengan pesaing.
Advertisement