Liputan6.com, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melalui anak perusahaannya, IPTN North America (INA) Inc bekerja sama dengan salah satu perusahaan berbasis di Lima, Peru, Lima Avionic’s System SAC (LASSAC AERO). Kerja sama ini dikukuhkan di sela-sela perhelatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024 di Peru.
Dalam kerjasama ini, PTDI akan bertindak sebagai produsen dan pemasok pesawat terbang atau Original Equipment Manufacturer (OEM), pemegang sertifikasi AMO-145 dengan kemampuan Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) atas produk pesawat terbang produksi PTDI seperti CN235-220, NC212i dan N219.
Advertisement
Sekaligus menjadi authorized partner untuk perawatan pesawat tipe CN235 dan NC212i series yang beroperasi di wilayah Amerika Latin, Amerika Tengah dan Karibia.
Advertisement
Sedangkan INA Inc akan bertindak sebagai pengelola rantai pasok untuk suku cadang dan komponen dalam mendukung kegiatan penjualan pesawat terbang dan bisnis MRO.
Direktur Utama INA Inc Indra Gautama menjelaskan, LASSAC AERO akan menjadi reseller untuk melakukan kegiatan pemasaran produk pesawat terbang produksi PTDI di wilayah tersebut.
Secara angka, itu ditargetkan dapat mencapai nilai lebih dari USD 200 Juta dalam 3 tahun ke depan sejak perjanjian Framework Agreement antara ketiga pihak ini ditandatangani. Termasuk kolaborasi dalam kegiatan bisnis dan pekerjaan MRO-nya.
"Ini akan membuka jalan dan peluang baru dalam pemasaran dan pengembangan teknologi kedirgantaraan, sekaligus dapat memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara. Kolaborasi ini juga merupakan salah satu bentuk kontribusi kami dalam membangun ekosistem industri yang lebih maju," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).
Dorong Perluasan Jangkauan Produk
Kerja sama ini akan mendorong perluasan jangkauan produk dan jasa kedirgantaraan Indonesia ke kawasan Amerika. Termasuk dengan potensi kegiatan transfer teknologi dan pelatihan sumber daya manusia, dimana kedua negara akan mendapatkan keuntungan bersama dalam meningkatkan kapabilitas industri masing-masing.
Menurut Indra, kolaborasi ini tidak hanya akan berdampak pada penguatan hubungan bilateral Indonesia-Peru saja. Namun kerja sama ini juga dapat memperluas ruang lingkup diplomasi ekonomi dan transfer teknologi di sektor strategis.
"Dengan mengintegrasikan keunggulan PTDI dalam desain dan manufaktur pesawat dengan inovasi teknologi yang dimiliki oleh Perusahaan Peru, seperti LASSAC AERO," pungkasnya.
Advertisement
Perusahaan Dirgantara Indonesia Siap Bersaing di Pasar Global, Kembangkan Sistem Propulsi Pesawat Hingga Drone Berbasis AI
Sebelumnya, PT Vertikal Teknologi Inovasi baru saja mengumumkan resmi beroperasi di Indonesia. Ini merupakan perusahaan teknologi Indonesia terbaru yang fokus pada pengembangan sistem propulsi pesawat hingga teknologi drone berbasis AI.
Adapun layanan mereka hadir untuk kebutuhan pengawasan dan pengintaian, serta sistem airborne dan countermeasures untuk pesawat jet.
Menurut CEO Vertikal Teknologi Inovasi Indonesia Oki Earlivan, perusahaan ini hadir dengan visi memperkuat kemandirian teknologi pertahanan nasional dan agar bisa bersaing di pasar global.
Untuk itu, ia bertekad, perusahaan ini bisa menjadi pemimpin di sektor teknologi pertahanan dan dirgantara melalui sejumlah inovasi canggih yang fokus pada keamanan serta efisiensi sekaligus menjawab tantangan geopolitik global.
"Industri pertahanan global diperkirakan mencapai nilai lebih dari USD 1 triliun dalam dekade mendatang, didorong peningkatan kebutuhan keamanan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, potensi pasar semakin besar, seiring program modernisasi pertahanan nasional dan kebutuhan pengawasan wilayah yang efisien," tutur Oki dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (18/11/2024).
Untuk mendorong pengembangan riset, prototyping, serta pemasaran produk inovatif, ia merencanakan untuk melakukan fund raising sebesar USD 20 juta sebagai seed funding.
Rencananya, dana itu digunakan untuk mempercepat riset dan pengembangan teknologi utama perusahaan, termasuk di antaranya pengembangan produk berbasis AI dan sistem propelan canggih, sekaligus mendukung strategi pemasaran.
"Kami melihat peluang besar sektor ini pada pasar domestik dan global, dengan meningkatnya kebutuhan atas solusi pertahanan yang cerdas dan adaptif," tuturnya melanjutkan.
Keunggulan Teknologi Jadi Kunci
Sementara itu CTO Vertikal Teknologi Inovasi Sunanto Ajidarmo menturkan, di dunia pertahanan yang semakin kompleks, keunggulan teknologi merupakan kunci.
Untuk itu, ia berkomitmen mengembangkan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Terlebih, teknologi berbasiskan AI dan sistem decoy untuk pesawat jet bertujuan memberikan perlindungan maksimal dalam situasi yang menantang."
"Kami yakin dengan keahlian kami, kami dapat menghadirkan inovasi yang signifikan di industri ini. Apalagi, sebagai negara non-blok dan bebas aktif, Indonesia amat berpotensi jadi pemain strategis yang berperan aktif dalam industri dirgantara dan pertahana di regional,” tuturnya.
Selaras dengan Prinsip Keberlanjutan
Dalam mendukung visi dan strategi perusahaan, Vertikal Teknologi Inovasi didukung Komisaris Rudi Poespoprodjo, pakar teknologi berkelanjutan dan pertahanan.
Dengan pengalaman luas pada teknologi dan keamanan, ia memberikan panduan strategis untuk memastikan produk efektif dan selaras dengan prinsip keberlanjutan.
Untuk diketahui, perusahaan ini didirikan oleh Oki Earlivan sebagai CEO, lalu ada CTO Sunanto Ajidarmo, dan Wisnu Badri Dewantoro sebagai CFO.
Advertisement