Rupiah Ambruk, Pengrajin Tangan Berharap Untung Besar

Produk kerajinan tangan umumnya telah menggunakan bahan baku dari kandungan lokal.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Agu 2013, 14:05 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2013, 14:05 WIB
kerajinan-umkm130628b.jpg
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak selamanya ditanggapi negatif pelaku pasar. Salah satunya produsen kerajinan tangan dalam negeri yang diperkirakan bisa meraup omzet lebih tinggi dari pelemahan tersebut.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Gusmardi Bustami di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat mengatakan naiknya omzet produsen kerajinan tangan tersebut terjadi karena kandungan bahan baku yang digunakan umumnya berasal dari dalam negeri.

"Saya kira bagus, karena handicraft itu lokal konten semua, jadi pasti meningkat, jadi pendapatan para produsen juga akan meningkat," ujarnya di Jakarta, Senin (19/8/2013).

Gusmardi mengimbau para pelaku usaha kerajinan tangan untuk benar-benar memanfaatkan momentum pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini. Salah satunya adalah dengan memacu penjualan ekspor produk-produknya.

Dari perkiraan Kemendag, kondisi pelemahan rupiah paling tidak bisa meningkatkan nilai ekspor produk tersebut hingga 10% hingga akhir tahun ini. "Angkanya sendiri belum kelihatan karena meremahnya rupiah kan baru 1-2 bulan, nanti kita lihat, mungkin bisa naik 10% naiknya," katanya.

Dalam tiga tahun terahir, nilai ekspor kerajinan ini terus mengalami pertumbuhan sekitar 6% per tahun. Sedangkan selama periode Januari hingga Mei 2013, ekspor produk handicraft telah mencapai US$ 284,6 juta atau meningkat 1,55% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. (Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya