Bank Indonesia (BI) memperkirakan harga barang-barang eceran akan terus merangkak naik paling tidak hingga April 2014. Dampak kenaikan upah buruh serta curah hujan yang membuat distribusi barang tersendat membuat para pedagang berekspektasi akan adanya kenaikan harga.
Mengutip hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) terhadap Survei Penjual Eceran (SPE) terakhir pada Oktober 2013 terlihat indikasi adanya peningkatan konsumsi rumah tangga.
"Indeks Penjualan Riil (IPR) 0,3% (mtm) dan 12,8% (yoy)," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A Johansyah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/12/2013).
Hasil survei BI menunjukan, kenaikan penjualan dialami oleh seluruh kelompok barang, kecuali kelompok suku cadang dan aksesoris. BI memperkirakan peningkatan konsumsi juga masih akan berlanjut pada November 2013.
Bahkan menghadapi Pemilu 2014, penjualan eceran 6 bulan mendatang atau hingga April 2014, akan kembali meningkat setelah turun pada Januari 2014 usai berakhirnya Natal 2013 dan Tahun Baru 2014.
Bank sentral menangkap indikasi masih besarnya tekanan kenaikan harga dari sisi pedagangan dalam 3-6 bulan ke depan. Kondisi ini tercipta akibat naiknya Upah Minimal Provinsi (UMP) yang telah ditandatangani para Gubernur beberapa waktu lalu.
"Tingginya curah hujan pada awal tahun yang berpotensi mengganggu kelancaran distribusi barang," jelasnya.
Namun BI memperkirakan penjualan rill pada 3 bulan ke depan diperkirakan sedikit menurun. Turunnya permintaan masyarakat dan potensi terganggung distribusi barang merupakan faktor utama pelemahan.
Namun, dalam 6 bulan ke depan, publik cukup optimistis terhadap perkiraan penjualan dibandingkan bulan sebelumnya.
"Pelaksanaan Pemilu 2014 dan kembali normalnya distribusi barang menjadi faktor yang mempengaruhi ekspektasi penjualan," ungkap BI. (Yas/Shd)
Mengutip hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) terhadap Survei Penjual Eceran (SPE) terakhir pada Oktober 2013 terlihat indikasi adanya peningkatan konsumsi rumah tangga.
"Indeks Penjualan Riil (IPR) 0,3% (mtm) dan 12,8% (yoy)," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A Johansyah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/12/2013).
Hasil survei BI menunjukan, kenaikan penjualan dialami oleh seluruh kelompok barang, kecuali kelompok suku cadang dan aksesoris. BI memperkirakan peningkatan konsumsi juga masih akan berlanjut pada November 2013.
Bahkan menghadapi Pemilu 2014, penjualan eceran 6 bulan mendatang atau hingga April 2014, akan kembali meningkat setelah turun pada Januari 2014 usai berakhirnya Natal 2013 dan Tahun Baru 2014.
Bank sentral menangkap indikasi masih besarnya tekanan kenaikan harga dari sisi pedagangan dalam 3-6 bulan ke depan. Kondisi ini tercipta akibat naiknya Upah Minimal Provinsi (UMP) yang telah ditandatangani para Gubernur beberapa waktu lalu.
"Tingginya curah hujan pada awal tahun yang berpotensi mengganggu kelancaran distribusi barang," jelasnya.
Namun BI memperkirakan penjualan rill pada 3 bulan ke depan diperkirakan sedikit menurun. Turunnya permintaan masyarakat dan potensi terganggung distribusi barang merupakan faktor utama pelemahan.
Namun, dalam 6 bulan ke depan, publik cukup optimistis terhadap perkiraan penjualan dibandingkan bulan sebelumnya.
"Pelaksanaan Pemilu 2014 dan kembali normalnya distribusi barang menjadi faktor yang mempengaruhi ekspektasi penjualan," ungkap BI. (Yas/Shd)