Liputan6.com, Philip Island - Valentino Rossi secara tegas menyatakan Federasi Balap Internasional (FIM) salah dalam menafsirkan aturan ban super soft basah. Maka itu, kata Rossi, FIM tidak perlu untuk membatalkan catatan waktu di sesi latihan pertama alias free practice 1 (FP1) MotoGP Australia. Itu salah satu keluhan yang disampaikan The Doctor setelah FIM menganggap catatan waktunya di free practice 1 (FP1) tidak sah.
Sekadar informasi, pada FP1 yang berlangsung di Sirkuit Phillip Island, Jumat (21/10/2016) pagi WIB. Rossi memilih untuk menggunakan ban bagian depan super soft. Alasannya lantaran suhu trek berada di sepuluh derajat.
Baca Juga
Rossi pun sukses mencatatkan waktu tercepat kedua 1 menit 40.998 detik. Namun demikian, setelah latihan bebas usai FIM menggelar pertemuan untuk membahas ban yang digunakan The Doctor.
Dari hasil penyelidikan, Rossi dianggap menyalahi aturan lantaran menggunakan ban 1008B Super Soft lebih dari 10 lap. Padahal, jika mengacu pada aturan MotoGP para pembalap tidak diperbolehkan untuk melebihi aturan tersebut.
Akibatnya, Rossi harus turun dari posisi kedua ke urutan ke-20. Dan FIM hanya memberikan waktu selama 30 menit bagi kubu juara dunia sembilan kali untuk mengajukan banding.
Bertolak Belakang
Namun pernyataan FIM sangat bertolak belakang dengan pengakuan Rossi. Dalam sebuah kesempatan dia berkata bahwa dirinya tidak melebihi aturan (sepuluh lap). Sebab, ia hanya menjajal kemampuan ban selama sembilan putaran saja.
"Sebelum memulai latihan bebas, saya ingin menggunakan 1008B Super Soft, karena saya tahu ban akan bekerja baik pada hari ini. Terlebih kondisi trek sedang berada pada 10 derajat. FIM mengatakan kepada saya "Anda dapat melakukan maksimal 10 putaran tidak lebih" dan saya melakukan sembilan," ungkap Rossi seperti dikutip Motorsports.
Dia menambahkan, "Saya melakukan waktu lap yang sangat baik, tapi sayangnya mereka membatalkan catatan waktu saya. Masalahnya mereka salah menghitung ketika saya keluar dan masuk pit, sehingga menjadi 11 bukan sembilan. Inilah yang harus diluruskan."
(David Permana)
Advertisement