Liputan6.com, Malang - Laga tandang Arema Cronus saat bertemu Pusamania Borneo FC, akhir pekan lalu, masih menyisakan cerita pilu bagi Singo Edan. Salah satunya dengan kepemimpinan Wasit Abdul Rahman Salasa yang memancing kontroversi. Selama 90 menit di lapangan, Salasa sering kali terlihat bingung dalam mengambil keputusan.
Baca Juga
Vivi Rezki Santoso, istri tercinta dari pemain depan Arema, Dendi Santoso, merasa takut dan trauma saat menonton pertandingan. Sebab, wasit itu pula yang memimpin laga saat Dendi menderita cedera parah, beberapa waktu lalu.
"Saya sangat deg-degan menyaksikan pertandingan kemarin dari layar kaca. Apalagi, waktu Dendi terlihat emosi karena keputusan wasit ketika pelanggaran yang dilakukan oleh Gerald Pangkali yang melakukan takel dengan kedua kaki, dan hanya berbuah kartu kuning." ungkap Vivi pada Liputan6.com
Kapten Arema, Hamka Hamzah pun sibuk harus menenangkan beberapa pemain Arema. Salah satunya Dendi yang beberapa kali berlari ke arah Salasa untuk melakukan protes karena merasa keputusan wasit tidak tepat. Mungkin Dendi masih takut dengan pelanggaran seperti itu, yang pernah membuat kariernya terhambat.
"Wasitnya sama saat lawan Persiba. Ini pelanggaran keras, kok tidak berbuah kartu merah, dan masih banyak hal lain yang membuat saya kecewa. Seperti penalti di menit 90 yang ternyata Goran pun tidak handball," ucap Dendi.
Kabar Buruk
Sementara itu, Arema juga mendapat kabar buruk. Winger Ahmad Nufiandani cedera parah saat melakoni laga away ke Persela Lamongan.
Sama dengan pelanggaran berbahaya untuk Dendi yang tidak berbuah kartu merah, pemain Persela Lamongan kala itu malah tidak mendapatkan kartu kuning sama sekali.
Padahal, efek pelanggaran itu, Dani sampai sekarang masih harus absen karena menjalani pemulihan cedera lututnya. Asisten Pelatih Arema Joko "Ghetuk" Susilo" juga angkat bicara dengan insiden yang terjadi pada timnya.
"Hal ini memang membuat taktik tim sedikit terganggu, tapi ya sudahlah kita harus konsentrasi pada pertandingan selanjutnya. Semoga kejadian kemarin dapat menjadi semangat tersendiri bagi anak-anak," ucap Ghetuk.
Advertisement