Liputan6.com, Jakarta - Kepentingan nasional sektor olahraga bagi Indonesia dalam perkembangan global adalah dimilikinya kemampuan meraih prestasi tinggi di berbagai ajang kompetisi antar bangsa. Keunggulan olahraga menjadi simbol kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini karena prestasi olahraga melibatkan sepenuhnya kekuatan riset, ilmu pengetahuan, teknologi, pendidikan, ekonomi, kebijakan politik, dan dukungan sosial masyarakat.untuk bertarung dan unggul dalam kompetisi global pembinaan olahraga harus melibatkan komponen-komponen di atas yang kemudian dikelola secara canggih, sistematik, dan modern.
Kecanggihan pengelolaan ditandai dengan adanya Kebijakan Nasional Keolahragaan serta elaborasinya ke dalam perencanaan strategik dengan kerangka kerja jangka panjang yang merupakan proses dinamis untuk mewujudkan visi olahraga nasional. Manajerial yang terorganisir rapih serta program latihan yang sarat inovasi dan terapan sports science menjadi tuntutan perbaikan yang terus menerus perlu dilakukan.
Sistem pembinaan juga harus mampu menggerakkan bangunan olahraga mulai dari hulu, diawali dari olahraga sekolah, pendidikan jasmani, pencarian dan konfirmasi bakat, perluasan partisipasi untuk menambah pool atau lumbung atlet berbakat sampai ke program perkembangan atlet pemula potensial dan berpuncak pada program performa tinggi yang khusus dikemas guna mengantarkan para atlet elit ke podium Internasional.
Faktor-faktor seperti fasilitas dan infrastruktur, peningkatan mutu pelatih, kompetisi yang berkualitas, sports science, keunggulan karakter dan budaya juara, serta nilai-nilai goodsportsmanship juga harus mendapat tempat yang utama.
Menciptakan atlet berprestasi Internasional tentu tidak dapat dilakukan secara instan dan mendadak. Pembinaan atlet seharusnya dilakukan secara kontinyu, berkelanjutan dan berjenjang melalui suatu proses yang modern dan mutakhir.
Prioritas Kemenpora 2017 di bidang sepak bola, mulai dari pembinaan sepak bola usia dini, pemenuhan pelatih dan wasit berlisensi hingga penyediaan infrastruktur olahraga.
Sejak Rapat Terbatas (Ratas) pertama kalinya mengenai Percepatan Pembanguunan Sepakbola Nasional yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo pekan lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga telah menindaklanjuti arahan Presiden tersebut dengan mempertajam sejumlah program prioritas yang sudah direncanakan dan akan dilakukan di tahun 2017.
Dalam ratas yang dihadiri oleh Wakil Presiden, para Menteri Koordinator serta sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Presiden Joko Widodo telah menekankan 4 prioritas yang harus dilakukan dalam pembangunan sepakbola nasional yaitu: Pembinaan Sepakbola Usia Dini, Pembenahan Sistem dan Tata Kelola Sepakbola, Pembenahan Manajemen Klub dan Penyediaan Infrastruktur Olahraga.
Ada komitmen yang harus dikawal bersama-sama untuk memperbaiki sepakbola di Indonesia, karena cabang olahraga ini menjadi salah satu cabang olahraga yang sangat populer di kalangan masyarakat. Selain itu juga perlu adanya sinergi bersama seluruh Kementerian, Lembaga dan seluruh stakeholder sepakbola untuk meningkatkan prestasi olahraga ini.
Prestasi dapat diraih jika sejak awal kita melakukan program pembinaan yang dimulai sejak usia dini, grass roots, kompetisi sepakbola berjenjang di berbagai level usia, peningkatan jumlah pelatih dan wasit berlisensi hingga penyediaan infrastruktur olahraga yang memadai di seluruh Indonesia.
Kemenpora di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah memulai program-program peningkatan prestasi olahraga dengan mengacu pada konsep Indonesia Sentris yang mencerminkan Nawacita Presiden yang mengamanatkan pembangunan Indonesia dari kawasan pinggiran melalui Pogram 1 Desa 1 Lapangan.
Pada tahun 2015 telah terbangun sebanyak 470 lapangan olahraga desa, sementara di tahun 2016 telah terbangun sebanyak 346 lapangan dan target di tahun 2017 akan dapat terbangun sebanyak 1000 lapangan olahraga desa. Tahun 2017 sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden program ini harus dilakukan secara gotongroyong oleh semua kementerian, dengan optimalisasi kerjasama fasilitasi lapangan olahraga desa dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi maupun dengan Kementerian BUMN.
Sementara yang kedua, adalah memaksimalkan kegiatan kurikulum ekstrakulikuler olahraga di sekolah, khususnya terkait sepakbola dan memaksimalkan kompetisi olahraga sepakbola di berbagai level dan jenjang usia.
Terkait dengan Pembinaan Usia Dini, Kemenpora saat ini terus dan tengah menggalakkan kompetisi dan pembinaan sepakbola diberbagai level dan jenjang usia. Pembinaan Sekolah Sepakbola (SSB) di seluruh Indonesia sebagai fondasi awal. Kompetisi di berbagai level/jenjang usia: mulai dari U-10, U-12, U-14, U-16, U-17, dan U-18, Liga Pelajar, dan tidak ketinggalan Liga Mahasiswa.
Lebih lanjut mengenai arahan Presiden terkait Pembenahan Sistem dan Tata Kelola Sepakbola serta Manajemen Klub, Kemenpora dalam hal ini mewakili Pemerintah akan bekerjasama lebih erat dengan PSSI dalam mengawal adanya pembenahan sistem dan tata kelola sepakbola melalui Road Map Pengembangan Sepakbola Indonesia menuju pentas dunia.
Apa yang terjadi dulu dalam sepakbola Indonesia, berbeda dengan kondisi yang ada saat ini. Adanya komunikasi dan koordinasi antara Pemerintah dan Federasi (PSSI) saat ini telah berjalan dengan baik, sesuatu yang tidak atau bahkan mungkin belum pernah ada sebelumnya.
Untuk pembudayaan cabang olahraga sepakbola di seluruh lapisan masyarakat, sejak tahun 2015 lalu Kemenpora sudah menginisiasi terlaksananya Liga Santri Nusantara untuk menggalakkan olahraga di kalangan santri di pondok pesantren, sementara di tahun 2017 Kemenpora akan menggalakkan kembali Gala Desa (Kompetisi Olahraga Antar Desa) di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Terkait program penambahan pelatih dan wasit profesional berlisensi yang menjadi arahan Presiden, Kemenpora telah melakukannya melalui Program Pelatihan Wasit, Pelatih dan Tenaga keolahragaan yang telah berjalan dan akan ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.