Liputan6.com, Jakarta - PSSI memanfaatkan betul kehadiran FIFA Development Project Coordinator Niko Nhouvannasak di Jakarta. Salah satunya untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk menggulirkan kembali Liga 1 2022/2023.
"Kedatangan FIFA ke Indonesia untuk memastikan dukungan dan bantuan kepada PSSI. Kami (FIFA dan PSSI) menyusun rencana aksi yang konkrit dan timeline, untuk memastikan seluruh persiapan berjalan dengan tepat agar kompetisi di Indonesia segera bergulir lagi," kata Niko dilansir situs resmi federasi.
Baca Juga
Niko bertemu jajaran pengurus PSSI yaitu Ketua Umum Mochamad Iriawan, Waketum Iwan Budianto, Sekjen Yunus Nusi, dan Wasekjen Maaike Ira Puspita.
Advertisement
Kedatangannya ke Jakarta dimaksudkan untuk untuk mengumpulkan data dan memeriksa situasi yang sehingga tragedi Kanjuruhan terjadi.
Niko juga memastikan FIFA akan membantu PSSI. Sebab, Indonesia akan berada di panggung dunia pada event G20 2022 dan Piala Dunia U-20 2023
"Kami menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan FIFA pada hari ini di kantor PSSI. FIFA menyatakan bahwa akan terus melakukan pendampingan dan memberikan dukungan terbesar kepada PSSI setelah insiden tersebut," kata Iriawan seperti dilansir dari situs resmi PSSI.
"Langkah-langkah nyata dan solusi terbaik ke depan menjadi topik pembahasan pada rapat hari ini. Rapat ini, adalah rapat awal yang akan diikuti oleh serangkaian kegitan pendampingan oleh FIFA untuk meningkatkan perkembangan sepak bola di Indonesia," tambah pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Untuk membantu transformasi sepak bola nasional, FIFA berencana mengirim wakil yang berkantor di Indonesia. Presiden FIFA Gianni Infantino bahkan dijadwalkan datang ke Tanah Air pada 18 Oktober mendatang.
Temui TGIPF
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mendatangi kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Kemenko Polhukam), Jakarta, Selasa (11/10/2022) untuk memenuhi panggilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan.
"Alhamdulillah kami dapat hadir di sini untuk memenuhi undangan dari Pak Menko Polhukam sekaligus ketua TGIF (Mahfud MD). Kami memberikan penjelasan secara detail dan berdiskusi kepada TGIPF," kata Iriawan dilansir situs resmi federasi.
"PSSI mendukung penuh TGIPF untuk bekerja menuntaskan insiden Stadion Kanjuruhan. Kami juga telah bertemu dan berkoordinasi dengan delegasi FIFA yang sudah datang ke Jakarta mengenai tata kelola sepak bola, termasuk pendampingan kepada PSSI.’’
Ketum PSSI didampingi Waketum Iwan Budianto, Ketua Komdis Erwin Tobing, anggota Exco Ahmad Riyadh dan Sonhadji, serta Sekjen Yunus Nusi. Pertemuan ini dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD yang sekaligus sebagai Ketua TGIPF tragedi Kanjuruhan.
Ahmad Riyadh menambahkan menjelaskan pembahasan antara PSSI dan TGIPF berjalan baik.
"Banyak masukan-masukan untuk kami, konfirmasi apa yang sudah dilakukan PSSI dari perencanaan pertandingan sampai terjadinya tragedi Kanjuruhan. Lalu ada masukan banyak untuk ke depannya, nanti akan ada lima rumusan untuk perbaikan ke depannya yang akan dikoordinasikan oleh tim kepolisian dan FIFA," kata Ahmad Riyadh.
Ahmad Riyad menjelaskan, pembahasan PSSI dengan TGIPF lebih banyak membahas teknis penyelenggaraan pertandingan dengan aman. Tragedi Kanjuruhan diharapkan menjadi peristiwa terakhir yang memakan korban jiwa dalam sepak bola Indonesia.
Hal ini sesuai dengan perintah Presiden RI, Joko Widodo yang meminta dilakukannya evaluasi menyeluruh. Sepak bola Indonesia harus bisa dilaksanakan dengan menjamin keselamatan penonton.
"Ada dari legalitas, sampai laporan matchcom diserahkan ke tim untuk dievaluasi apa yang kurang dan dibenahi. Kami memerlukan masukan, perlu usulan dari seluruh lapisan masyarakat. Tokoh-tokoh sudah berkumpul semua dan kami berharap ke depannya bisa lebih baik," ucapnya.
Advertisement
Hukuman PSSI
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi sesaat laga Arema FC vs Persebaya usai. Dalam pertandingan itu, Arema kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Sejumlah Aremania kemudian turun ke lapangan dan disambut tindakan represif dari aparat. Kericuhan kian menjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah penonton dan menyebabkan kepanikan hingga banyak yang meninggal.
Komite Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menemukan kelalaian Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Arema FC Suko Sutrisno dalam melaksanakan tugas.
Salah satunya terkait pintu stadion saat pertandingan selesai. Tragedi Kanjuruhan Malang memakan korban ratusan jiwa karena penonton menumpuk di pintu keluar saat coba melarikan diri dari gas air mata.
"Tidak semuanya tertutup, tapi sebagian sudah ada yang dibuka. Yang masih ditutup itu telat komando, belum sampai ke tujuan (penjaga pintu)," kata anggota Komite Eksekutif PSSI Ahmad Riyadh pada konferensi pers, Selasa (4/10/2022).
"Security officer mengatur keluar masuk penonton lewat pintu. Dia bertanggung jawab terhadap beberapa poin yang harus dilaksanakan, tapi tidak terlaksana dengan baik," balas Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing.
Atas kelalaian ini, PSSI menghukum Abdul Haris dan Suko Sutrisno larangan terlibat di sepak bola seumur hidup.
"Ketua Panpel bertanggung jawab kelancaran event ini. Dia harus jeli, cermat, dan bersiap kemungkinan yang terjadi. Tapi ketua panpel tidak melaksanakannya karena tidak siap. Gagal mengantisipasi kerumunan orang datang," ungkap Erwin Tobing.
"Ada harus yang disiapkan, pintu yang seharusnya dibuka malah ditutup. Itu yang menjadi perhatian."
Selain kepada dua individu tersebut, PSSI turut menjatuhkan dua jenis sanksi kepada Arema FC karena tragedi Kanjuruhan. Singo Edan dilarang menggunakan Malang sebagai homebase di sisa musim Liga 1 2022/2023. PSSI juga menjatuhkan denda Rp250 juta kepada Arema FC.
"Arema FC nantinya harus bermain jauh dari Malang dan tanpa penonton serta denda Rp250 juta. Pengulangan terhadap pelanggaran di atas akan dijatuhkan hukuman yang lebih berat," kata Erwin Tobing.