Berikut Alat Forensik Digital untuk Hentikan Penyebaran Hoaks

Berikut alat forensik digital yang digunakan untuk memeriksa informasi

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Mar 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Memutus peredaran hoaks menjadi tanggungjawab bersama, salah satu caranya dengan ikut menelusuri informasi yang didapat guna mengetahui benar atau hoax. Jika terbukti hoax maka informasi tersebut bisa kita bantah dengan bukti yang sudah didapat.

Untuk menelusuri informasi yang beredar di tengah masyarakat benar atau hoaks bisa dilakukan dengan sejumlah cara. Sejumlah peralatan forensik digital untuk memeriksa informasi pun sudah tersedia pada beberapa situs, peralatan tersebut biasanya digunakan para pemeriksa fakta dalam melakukan penelusuran informasi dan membuktikan benar atau hoaks.

Dilansir dari factcheckingday.com berikut alat forensik digital yang digunakan untuk memeriksa informasi, untuk membuktikan benar atau hoaks:

1. Reverse image search

Layanan website Google, TinEye atau RevEye, termasuk situs Rusia Yandex, untuk memindai gambar tertentu yang berada di website, ini merupakan alat paling penting dalam gudang pemeriksa fakta.

2. Layanan geolokasi

Saat memeriksa fakta gambar, video dan bahkan beberapa cerita palsu, untuk mencari tahu apakah itu benar-benar terjadi di tempat yang digambarkannya, alat ini sering kali dapat menentukan kebenarannya. Untuk melakukan ini, gunakan alat seperti Google Maps dan Google Earth.

3. Pencarian video

Mirip dengan Reverse image search, proses ini mengandalkan pengambilan gambar diam dari video online dan menelusuri website untuk komposisi serupa. Untuk melakukannya, pertimbangkan untuk menggunakan alat seperti YouTube Dataviewer dari Amnesty International dan plugin browser InVid.

4. Verifikasi profil media sosial

Pertama, periksa dengan jelas konten yang dibagikan. Jika tampak seperti spam, atau jika ada banyak konten yang di-retweet tentang berbagai topik, itu pertanda besar bahwa akun tersebut adalah bot. Kedua, lihat berapa umur akun tersebut. Seringkali tweeter spam tidak lebih dari satu atau dua bulan. Terakhir, coba gunakan alat seperti Graph.tips, StalkScan, dan WhoPostedWhat.com untuk mempelajari lebih lanjut tentang profil dan kiriman Facebook tertentu, atau Treeverse dan Twlets untuk memvisualisasikan interaksi tweeter tertentu.

5. Analisis situs web.

Saat menyelidiki potensi berita palsu, metadata situs tertentu dapat memberikan petunjuk besar tentang kebenaran kontennya. Periksa informasi dasar situs, seperti siapa yang mengelolanya dan di mana lokasinya, menggunakan alat seperti Whois.net. Tentukan jangkauan dan otoritas situs menggunakan alat seperti Open Site Explorer, yang menampilkan tautan masuk dan laman paling populer.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya