Memberantas Hoaks soal COVID-19 Jadi Tantangan di Afrika 

Platform media sosial diminta lebih serius memerangi informasi palsu atau hoaks di seluruh dunia, termasuk di Afrika.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Mei 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2022, 16:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Memberantas informasi palsu atau hoaks tentang virus corona COVID-19 dan vaksin masih menjadi tantangan di Afrika. Hal disampaikan oleh peneliti senior di Research ICT Africa, Anri van der Spuy.

Menurut van der Spuy, Afrika Sub-Sahara memiliki populasi 1,1 miliar dan, rata-rata sekitar 30%, penggunaan internet tiga kali lebih tinggi daripada satu dekade lalu.

Van der Spuy mengatakan, hoaks tentang COVID-19 yang beredar di Afrika di antaranya yakni, klaim bahwa orang kulit hitam tidak dapat tertular COVID-19 atau dapat disembuhkan dengan uap atau pengobatan tradisional seperti teh herbal.

"Dari sisi regulasi sangat bermasalah," kata van der Spuy dikutip dari theguardian.com, Kamis (5/5/2022).

Ia juga mendesak, platform media sosial untuk serius memerangi informasi palsu atau hoaks di seluruh dunia, termasuk di Afrika.  

"Keterampilan literasi dan kemampuan untuk memeriksa belum merata. Facebook memang berinvestasi dalam mengatasi beberapa tantangan ini, tetapi tidak cukup," ucap van der Spuy.

Sementara, Facebook mengklaim telah bekerja sama dengan sejumlah komunitas pemeriksa fakta di seluruh Afrika untuk menanggapi keluhan dari pengguna, terutama soal informasi palsu. 

Seorang juru bicara Meta, induk Facebook, menggambarkan informasi yang salah sebagai tantangan sosial yang kompleks dan terus berkembang.

Namun, kata mereka, Facebook telah memiliki tim untuk meninjau konten dalam 70 bahasa di seluruh dunia, termasuk Amharik, Somalia, Swahili, dan Hausa.

Facebook mengatakan, tim ini sangat membantu membongkar klaim palsu dalam bahasa lokal, termasuk klaim terkait pemilu dan vaksin.

"Kami juga telah membuat perubahan pada kebijakan dan produk kami untuk memastikan lebih sedikit orang yang melihat informasi palsu dan mengetahuinya ketika mereka melakukannya, dan telah menyoroti informasi vaksin yang dapat diandalkan melalui pusat informasi Covid-19 global kami," kata juru bicara tersebut.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya