Liputan6.com, Jakarta Setiap negara pasti punya makanan populer yang diminati oleh warga negaranya. Walaupun terdengar ekstrem, ada saja orang tertarik untuk mencobanya.
Vietnam merupakan negara dengan banyak makanan eksotis. Salah satunya yang terbilang tak biasa yakni, puding darah beku atau Tiet Canh. Mendengar kata darah untuk dikonsumsi, pastinya dapat membuat dahi kita berkerut.
Advertisement
Tiet Canh atau dikenal dengan sup darah merupakan hidangan favorit bagi masyarakat di Vietnam. Biasanya darah adalah bagian yang jarang digunakan untuk sajian makanan. Akan tetapi, Tiet Canh merupakan pengecualian.
Tiet Canh menggunaan darah segar dari angsa, bebek dan babi sebagai bahan dasarnya atau bahkan ketiganya bisa dicampur. Hidangan tersebut dipercaya berfungsi untuk menjaga dan meregulasi temperatur tubuh, mencegah anemia, serta menyembuhkan penyakit mag.
Untuk membuatnya, biasanya darah terlebih dahulu akan dicampurkan dengan larutan garam. Selain dicampurkan dengan larutan garam, biasanya banyak resep lainnya untuk membuat Tiet Canh yakni dengan mencapurkannya bersama saus ikan.
Tujuan hal ini dilakukan agar darah yang digunakan dalam makanan tidak cepat menggumpal. Tiet Canh juga kerap ditambahkan dengan irisan daging bebek atau babi di atasnya serta rempah-rempah berupa daun ketumbar dan kacang-kacangan.
Hidangan ini akan memberikan kesan makan puding ketika disantap bersamaan dengan campuran air rebusan daging.
Darah yang menggumpal akan terasa kental seperti puding ketika dikonsumsi. Biasanya orang-orang Vietnam akan mengonsumsinya bersama dengan arak beras. Walaupun bukan musim dingin, makanan ini menjadi santapan lezat.
Dilarang pemerintah
Biasanya di sejumlah daerah di Vietnam mempunyai variasi Tiet Canh. Misalnya di wilayah utara Vietnam kerap menggunakan darah anjing. Ada pula yang menggunakan campuran daging dan darah rusa.
Meskipun begitu, sebenarnya hidangan darah mentah ini terkenal kontroversial dan tengah dilarang beredar oleh pemerintah Vietnam serta Kamboja.
Hal ini disebabkan karena adanya kandungan bakteri dalam darah babi yang dapat berbahaya dan menyebabkan gangguan bagi tubuh. Bakteri streptococcus dalam darah babi sempat dikhawatirkan dapat menyebabkan gejala gangguan pernapasan jika sampai terkontaminasi dalam darah kita.
Selain itu, pemerintah juga resah penyakit H1N1 atau flu burung dapat tersebar melalui darah angsa atau bebek. Hal ini bisa berakibat fatal jika sampai terjangkit kepada manusia.
Bagaimana menurutmu? Jika hidangan ini ada di Indonesia, apa kamu mau mencoba?
Baca Juga
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Advertisement