Liputan6.com, Jakarta Naik private jet alias jet pribadi hanya bisa dilakukan segelintir orang yang memiliki kekayaan melimpah. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan amat mahal.
Baca Juga
Advertisement
Dari banyaknya orang yang berkeinginan naik jet pribadi saat berkeliling dunia, Raquel Pires termasuk yang beruntung bisa menaikinya secara gratis. Dan yang menarik, dia menggunakannya saat masa sulitnya terinfeksi virus corona.
Yang tadinya hanya menjadi fantasi kini benar-benar terwujud, Raquel dapat terbang bersama Learjet.
Bagi Raquel Pires, terbang dengan Learjet pribadi selalu menjadi fantasi. Dia tidak pernah berpikir dia harus terinfeksi COVID-19 untuk dapat merasakan hal tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Niatnya ingin liburan di Bahama pupus
Di balik pengalaman mewahnya, wanita berusia 25 tahun itu harus memupuskan keinginan menikmati liburan bersama sahabatnya di Bahama lantaran terkena COVID-19.
Mulanya, mereka dinyatakan negatif lewat laporan hasil tes PCR. Tak ada kekhawatiran mereka pun segera menaiki pesawat ke resor bintang lima Baha Mar.
Namun, satu jam berselang tiba-tiba saja Raquel menerima telepon dari staf hotel dan menyuruhnya untuk kembali ke kamar karena, hasil tes COVID yang lain mengungkapkan dirinya terinfeksi virus corona.
Advertisement
Dibiayai pemerintah Bahama
Mendapat panggilan itu, Pires segera kembali ke suite $ 1.000 per malam untuk mengumpulkan barang-barangnya sebelum dibawa ke lantai bawah khusus COVID-19 hotel yang kurang mewah.
Pihak hotel memberikan pilihan kepadalnya untuk bisa tinggal di Bahama selama 14 hari sampai dia dites negatif dengan biaya sendiri sebesar Rp 2 juta per malamnya.
Atau pilihan lain yang menguntungkan di mana pemerintah Bahama menawarkan padanya untuk dipulangkan ke negaranya menggunakan jet medis pribadi yang dioperasikan oleh Covac Global, armada jet dan helikopter yang relatif baru.
“Itu agak keren, bahkan jika itu bukan situasi yang ideal,” kata Pires melansir dari NY Post.
Kesempatan ini tak dilewatkan begitu saja dan Pires pun menerimanya. Jika Pires perlu menutupi pengeluarannya sendiri, itu akan menelan biaya sekitar $45.000 setara Rp 650 juta untuk penerbangan pulang yang relatif singkat.
Sejalan dengan peraturan AS
Wabah global ini membawa Pemerintah AS melakukan langkah preventif yang mewajibkan warganya melakukan tes negatif tiga hari sebelum kembali ke negara itu.
Hal ini membuka peluang bagi Covac Global untuk memberikan layanan terbang untuk orang yang terinfeksi ambulans udara bersertifikat dengan personel medis.
“Sepertinya setiap hari kami menyelamatkan seseorang dari seluruh dunia,” kata CEO Covac Global Ross Thompson, 35, penduduk asli Manhattan yang mendirikan perusahaan pada musim semi 2020.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa sebagian besar penumpang membayar dengan cara mereka sendiri.
Advertisement