7 Mitos Populer Kopi yang Telah Dipecahkan Para Ahli, Apa Saja?

Ahli telah memecahkan 7 mitos populer tentang kopi

oleh Elly Purnama diperbarui 19 Okt 2022, 16:23 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 16:23 WIB
masker kopi
ilustrasi kopi/Photo by Mike Kenneally on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Kopi saat ini telah menjadi minuman favorit bagi banyak orang. Kedai-kedai kopi bahkan bermunculan dengan mengusung konsep unik dan menarik.

Minuman dengan kandungan kafein ini kini telah menjadi bagian gaya hidup beberapa orang. Rasanya yang pahit dan aromanya yang kuat mampu membuat orang terpikat.

Melansir Eat This, Not That! pada Rabu (19/10), disebutkan bahwa pada 2020 orang Amerika mengonsumsi rata-rata 1,87 cangkir kopi per hari.

Entah meminum kopi untuk rasa, dorongan energi, atau hanya untuk menghangatkan diri, kopi begitu lazim di masyarakat.

Banyak juga informasi mengenai kopi yang menyebar di masyarakat. Dari informasi tersebut beberapa pernyataan populer tentang kopi nyatanya hanya mitos belaka.

Berikut ini 7 mitos kopi yang telah dipecahkan oleh para ahli dan diungkapkan kebenarannya.

1. Tidak Boleh Minum Kopi Sebelum Melakukan Aktivitas Fisik

"Kopi adalah peningkat performa, juga dikenal sebagai bantuan energi ergogenik. Dengan menambahkan kafein sebelum atau selama berolahraga, atlet dapat melihat peningkatan kinerja fisik dan mental," ujar Roxana Ehsani seorang ahli gizi diet dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.

"Para atlet juga dapat merasakan penurunan rasa sakit dan merasakan kelelahan saat berolahraga, penurunan pengerahan tenaga, peningkatan kinerja dalam daya tahan dan dalam latihan intensitas tinggi dan bahkan peningkatan kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi," dia menambahkan.

Akan tetapi, sebelum memutuskan untuk meminum satu atau dua cangkir kopi sebelum pertandingan besar, perlombaan, atau acara, pastikan untuk mengujinya terlebih dahulu.

"Aturan praktisnya adalah mengonsumsi 2 s/d 6 miligram kafein per kg berat badan. Jadi, untuk orang seberat 150 pon (75 kg), satu hingga tiga cangkir kopi yang diseduh satu jam sebelum aktivitas kamu," kata Ehsani.

2. Pengidap Diabetes Tidak Bisa Minum Kopi

Ilustrasi pria minum kopi
Ilustrasi pria minum kopi (Dok.Unsplash)

Percaya atau tidak, ternyata minum lebih banyak kopi secara signifikan mengurangi risiko seseorang terkena diabetes.

"Risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 berkurang tujuh persen per satu cangkir kopi per hari," kata Ehsani.

"Orang dengan peningkatan risiko terkena diabetes harus mempertimbangkan untuk menambahkan secangkir kopi ke dalam hari mereka. Mengurangi asupan kopi dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi. Bahkan kopi tanpa kafein memiliki efek mengurangi diabetes yang sama," ujarnya.

Berhati-hatilah memesan secangkir kopi dengan tambahan gula, sirup dan/atau krimer karena ini akan membuat secangkir kopi kamu tidak begitu sehat.

"Sebagai gantinya pilihlah kopi hitam atau kopi dengan sedikit susu rendah lemak atau alternatif susu nabati," Ehsani menekankan.

3. Kopi Instan Tidak Memiliki Manfaat Kesehatan

Ilustrasi kopi
Ilustrasi Kopi. (Dok. Mihai Varga/Unsplash)

"Beberapa orang percaya bahwa kopi instan, karena cara pengolahannya, kehilangan senyawa alami kopi yang bermanfaat, tetapi hal ini tidak benar," kata Carissa Galloway yang merupakan ahli gizi dan konsultan nutrisi Premier Protein.

"Kopi dikaitkan dengan pasokan antioksidan yang melimpah dan meskipun kopi instan mungkin tidak memiliki konsentrasi setinggi kopi yang diseduh, antioksidan tersebut masih ada. Sekarang, saya tidak bisa menimbang mitos bahwa kopi instan tidak seenak kopi yang diseduh... itu terserah siapa pun yang meminum kopi tersebut," dia menambahkan.

4. Membuat Dehidrasi

Kampanye #NgopiMembumi Diluncurkan, Ketiga Perusahaan Lokal ini Bersinergi Jalani Sustainable Living Seiring dengan Tren Kopi yang Meninggi
Ilustrasi gelas kertas untuk kemasan kopi (Foto: unsplash/Kelly Sikkema)

"Ya, kopi sedikit bersifat diuretik... namun, karena kopi adalah cairan, efek diuretik diimbangi dengan jumlah air yang dikandungnya," kata ahli diet Amy Shapiro.

"Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam PLOS One, para peneliti mengamati darah dan urin peserta yang minum kopi atau air dalam jumlah yang setara selama tiga hari dan tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam tingkat hidrasi," imbuhnya.

5. Minuman Kopi yang Lezat Hanyalah Kalori Kosong

Ilustrasi secangkir kopi
Ilustrasi secangkir kopi (dok.unsplash/ Taylor Franz)

Sebagian besar ahli diet akan memberi tahu, latte 300 kalori setiap hari mungkin bukan kebiasaan terbaik jika kamu ingin menurunkan berat badan atau mencapai tujuan kesehatan lainnya, tetapi itu tidak berarti bahwa semua minuman kopi terlarang.

"Kopi sendiri sangat rendah kalori, sekitar satu kalori per cangkir kopi hitam. Oleh karena itu, masalahnya bukan pada kopinya, tetapi apa yang kamu masukkan ke dalamnya,” kata Galloway.

"Lain kali kamu mengunjungi kedai kopi lokal, lewati latte tinggi gula dan mintalah dua shot espresso di atas es dalam cangkir venti. Kemudian, tambahkan protein shake siap minum ke dalam es dan espresso,” sambungnya.

“Sekarang kamu memiliki kopi 'latte' yang lezat dengan protein yang memuaskan, bukan sirup dengan rasa yang akan meningkatkan gula darah kamu,” imbuh Galloway.

6. Menghambat Pertumbuhan Remaja

Ilustrasi Kopi
Ilustrasi kopi (dok. Unsplash.com/@benkolde)

"Penelitian awal dilakukan pada individu lanjut usia yang menunjukkan tanda-tanda osteoporosis. Namun, mereka tidak mengonsumsi cukup kalsium. Kopi telah terbukti mengurangi penyerapan kalsium, tetapi satu sampai dua sendok makan susu sapi perah sudah cukup untuk menyeimbangkannya,” ujar Shapiro

“Jadi jika anak remaja kamu membutuhkan peningkatan (pertumbuhan), rekomendasi saya adalah memastikan mereka menghindari gula," kata Shapiro.

7. Kopi Tidak Sehat

kopi
ilustrasi kopi/Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

Nyatanya, kopi mengandung antioksidan, kalium, niasin, dan magnesium. Kopi adalah sumber utama antioksidan dalam makanan orang Amerika.

"Minum kopi telah dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah dari beberapa jenis kanker, penurunan risiko terkena diabetes tipe 2, penurunan risiko penyakit metabolik, risiko lebih rendah terkena penyakit hati, risiko lebih rendah terkena penyakit Parkinson, risiko lebih rendah depresi dan penyakit Alzheimer," kata Ehsani.

Infografis Manfaat Detoks Kopi
Infografis Manfaat Detoks Kopi. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya