Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah perilakumu secara tidak sengaja dapat menempatkanmu pada peran penganiaya, sehingga berdampak negatif pada hubunganmu?
Dalam istilah psikologis, penganiaya adalah seseorang yang sering mengkritik, menyalahkan, atau mencoba mengendalikan orang lain dalam suatu hubungan.
Baca Juga
Tindakan-tindakan ini bisa sangat merusak ikatanmu dengan pasangan, berpotensi menimbulkan konflik, kebingungan, atau bahkan perpisahan dalam hubungan.
Advertisement
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mengenali tanda-tanda signifikan yang menunjukkan bahwa Anda mungkin merusak hubunganmu, seperti melansir dari Times of India, Minggu (21/7/2024).
1. Menyalahkan dan mengkritik
Jika Anda sering menunjukkan kelemahan atau kesalahan dalam tindakan dan keputusan pasanganmu, baik disadari atau tidak, Anda bisa merusak hubunganmu.
Fokus pada kesalahan mereka, tanpa mengakui peranmu atau memahami perspektif mereka, dapat menciptakan suasana negatif. Akibatnya, pasanganmu mungkin terus-menerus merasa dihakimi atau tidak mampu.
Penting untuk mempertimbangkan bagaimana perilakumu memengaruhi mereka dan mencari pendekatan yang lebih seimbang dan suportif untuk meningkatkan hubunganmu.
2. Sifat bertahan
Ketika pasanganmu datang kepada Anda dengan keprihatinan yang tulus, umpan balik, atau kritik tentang tindakan Anda, jika reaksi pertamamu adalah bersikap defensif dan membenarkan diri sendiri daripada memahami situasinya secara terbuka, hal ini dapat menghambat komunikasi.
Sikap defensif seringkali mencerminkan sikap membuat alasan, menyalahkan pasangan, atau bahkan merespons secara agresif.
Reaksi ini dapat memperburuk konflik dan menghambat penyelesaian karena menghalangi komunikasi terbuka dan saling pengertian.
3. Mengontrol perilaku
Tanda penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah mengendalikan perilaku terhadap pasanganmu.
Perilaku ini dapat muncul dalam berbagai cara, seperti menekankan bahwa segala sesuatunya dilakukan hanya sesuai keinginanmu, selalu ingin mengambil keputusan akhir dalam mengambil keputusan, atau sering mengkritik pilihan pasanganmu.
Hal ini seringkali muncul dari keinginan untuk mempertahankan dominasi dan kendali dalam hubungan.
Perilaku ini dapat merusak rasa kemandirian pasangan dan menimbulkan perasaan dendam dan frustrasi.
Advertisement
4. Kurangnya empati
Empati adalah tentang memahami dan berbagi perasaan dan perspektif pasanganmu. Jika Anda terus-menerus mengabaikan dan tidak menghiraukan emosi pasangan, hal itu bisa membuatnya merasa perasaannya tidak penting.
Kurangnya hubungan emosional ini dapat menyebabkan jarak emosional dalam hubungan dan membuat pasanganmu merasa sendirian dalam pengalaman emosionalnya.
5. Pola komunikasi
Komunikasi yang sehat melibatkan mendengarkan secara aktif, memungkinkan pasanganmu mengekspresikan diri sepenuhnya, dan menunjukkan rasa hormat terhadap pendapatnya.
Jika Anda mendominasi pembicaraan dengan selalu membicarakan pasangan Anda, menyelanya, atau mengabaikan sudut pandangnya, hal ini menunjukkan bahwa pendapatnya tidak dihargai.
Hal ini dapat menimbulkan frustrasi dan menghambat komunikasi yang efektif serta penyelesaian masalah dalam hubungan.
Advertisement