Bitcoin Bakal Melonjak Terdampak Pelantikan Donald Trump

Laporan yang dikeluarkan Pantera Capital yang berjudul “Year Ahead in Crypto” menyoroti masa jabatan Donald Trump dapat memacu pertumbuhan Bitcoin lebih lanjut.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 16 Jan 2025, 16:07 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 16:07 WIB
Bitcoin Bakal Melonjak Terdampak Pelantikan Donald Trump
Lonjakan harga Bitcoin pada 2024 membuat beberapa investor menantikan dampak potensial pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan datang pada pasar mata uang kripto. (Foto: Kanchanara/Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan harga Bitcoin pada 2024 membuat beberapa investor menantikan dampak potensial pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan datang pada pasar mata uang kripto. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (16/1/2025), laporan yang dikeluarkan Pantera Capital yang berjudul “Year Ahead in Crypto” menyoroti masa jabatan Donald Trump dapat memacu pertumbuhan Bitcoin lebih lanjut, seperti peluncuran ETF Bitcoin spot AS pada awal 2024. 

Perusahaan tersebut percaya pemilu AS maupun ETF Bitcoin dapat menyebabkan kenaikan harga Bitcoin yang berkelanjutan. Harga Bitcoin melonjak melewati USD 100.000 pada Desember tetapi baru-baru ini turun menjadi sekitar USD 92.000. 

Penurunan ini tidak terlalu berkaitan dengan kebijakan Trump, tetapi lebih berkaitan dengan faktor pasar yang lebih luas, seperti tindakan Federal Reserve yang agresif dan dolar AS yang lebih kuat. 

Sementara beberapa analis memperkirakan harga Bitcoin dapat turun lebih jauh, ada keyakinan luas kebijakan Trump dapat menyalakan kembali pasar yang sedang naik daun begitu ia menjabat.

Sikap Trump terhadap mata uang kripto secara luas dipandang menguntungkan oleh orang dalam industri. Kebijakan pro-kripto yang diharapkan akan dipromosikannya telah menimbulkan spekulasi ia mungkin akan menyatakan Bitcoin sebagai aset cadangan pada hari pertamanya menjabat. 

Selain itu, penunjukan pejabat penting dalam pemerintahannya, termasuk Paul Atkins sebagai kepala Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) dan David Sacks sebagai AI dan kepala kripto Gedung Putih, telah semakin meningkatkan optimisme. 

Langkah-langkah ini dipandang berpotensi positif bagi Bitcoin, membantu membangun lingkungan regulasi yang lebih jelas dan meningkatkan minat institusional terhadap aset tersebut.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Harga Diskon, MicroStrategy Kembali Borong Bitcoin Senilai Rp 3,9 Triliun

Harga Bitcoin
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (ParStud/depositphotos.com)... Selengkapnya

Sebelumnya, perusahaan teknologi, MicroStrategy kembali mengumumkan pembelian Bitcoin terbaru di tengah penurunan harga belakangan ini. Salah satu pendiri MicroStrategy, Micheal Saylor, mengatakan di media sosial X, perusahaan membeli 2.530 bitcoin lagi senilai sekitar USD 243 juta atau setara Rp 3,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.308 per dolar AS) ke dalam kepemilikan Bitcoin-nya. 

Dilansir dari CryptoTimes, Selasa (14/1/2025), Bitcoin baru ini dibeli antara tanggal 6 hingga 12 Januari dengan harga rata-rata USD 95.972 atau setara Rp 1,5 miliar per koin. Dengan pembelian baru ini, MicroStrategy kini memiliki total 450.000 Bitcoin yang dibeli dengan harga rata-rata USD 62.691 per koin.

Pada harga Bitcoin saat ini sebesar USD 92.000, kepemilikan mereka diperkirakan bernilai USD 40,8 miliar. Sejauh ini, perusahaan raksasa tersebut telah menginvestasikan USD 28,2 miliar dalam Bitcoin, sehingga mereka memperoleh laba besar sebesar USD 12 miliar.

Hal ini menjadikan MicroStrategy sebagai pemegang Bitcoin terbesar di tingkat perusahaan. Berkat hal ini, mereka kini mengendalikan sekitar 2,1 persen dari total pasokan Bitcoin.

Dedikasi MicroStrategy terhadap Bitcoin sangat kuat, terbukti dari tindakan mereka, karena ini adalah minggu kesepuluh berturut-turut perusahaan tersebut mengakuisisi Bitcoin. 

Sebuah perjalanan yang dimulai pada tanggal 31 Oktober ketika perusahaan tersebut membagikan “Rencana 21/21” untuk memanfaatkan penjualan saham dan berbagai teknik penggalangan dana guna mengumpulkan Bitcoin.

Selama periode pembelian Bitcoin pada Januari 2025, MicroStrategy juga menjual 710.425 saham, yang berhasil mengumpulkan USD 243 juta. Menurut pengajuan SEC, perusahaan tersebut masih memiliki saham senilai USD 6,5 miliar yang tersedia untuk penjualan di masa mendatang guna mengumpulkan lebih banyak dana.

Michael Saylor selalu menggambarkan Bitcoin sebagai komponen inti dari rencana MicroStrategy. Perusahaan tersebut telah membeli banyak Bitcoin sejak tahun 2021, terutama selama penurunan harga yang singkat.

 

 

AS Masih Simpan Bitcoin Sitaan Rp 105 Triliun jelang Pelantikan Donald Trump

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya memasuki 2025, pihak berwenang Amerika Serikat dilaporkan belum melakukan penjualan Bitcoin (BTC) baru, meskipun ada laporan yang menunjukkan bahwa Departemen Kehakiman (DOJ) negara itu telah mengizinkan penjualan besar-besaran.

Mengutip Cryptonews, Minggu (12/1/2025) platform intelijen Blockchain dan kripto, Arkham mengonfirmasi bahwa miliaran Bitcoin Silk Road yang disita dan Bitcoin yang disita FBI masih berada di alamat yang dikendalikan pemerintah AS per 9 Januari 2025.

Penyedia data membagikan bukti on-chain yang mengonfirmasi saldo senilai USD 6,44 miliar atau setara Rp 105 triliun, di tengah laporan yang menunjukkan bahwa pihak berwenang AS berencana melakukan penjualan.

Kabar tentang penjualan tersebut mulai beredar setelah laporan bahwa DOJ telah meloloskan 69.370 BTC untuk dilikuidasi. Laporan itu juga menyebut, seorang hakim federal memutuskan masalah tersebut pada akhir Desember, tetapi berita tersebut baru muncul minggu ini.

Menjelang pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump yang begitu dekat, kemunculan berita tersebut memicu pertanyaan. Trump sendiri telah menyatakan komitmen untuk mempertahankan kepemilikan Bitcoin AS dan membuat cadangan BTC.

Rencananya diadopsi oleh Senator Cynthia Lummis dan diajukan di Senat AS. Kongres juga mempertimbangkan undang-undang untuk mengizinkan cadangan BTC di Federal Reserve, setelah ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tidak dapat secara hukum memegang mata uang kripto tersebut.

Sejauh ini, masih belum diketahui secara jelas apakah pemerintah AS akan melanjutkan penjualan simpanan Bitcoinnya selama hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Joe Biden.

Sementara itu, pemimpin industri kripto tengah melobi Trump untuk mengeluarkan perintah eksekutif untuk cadangan Bitcoin dalam 100 hari pertamanya menjabat. Beberapa negara bagian seperti Texas dan Ohio juga mempertimbangkan undang-undang yang berfokus pada BTC.

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya