Rusia Mulai Jual Bitcoin yang Disita dalam Kasus Peretas Infraud

Menurut laporan TASS, Departemen Keuangan Rusia berhasil menjual Bitcoin senilai USD 10 juta sebagai langkah awal melikuidasi aset digital tersebut.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Jan 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 08:30 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta Rusia telah memulai penjualan 1.032,1 Bitcoin yang disita dalam penyelidikan terkait kelompok peretas Infraud Organization.

Menurut laporan TASS, Departemen Keuangan Rusia berhasil menjual Bitcoin senilai USD 10 juta sebagai langkah awal melikuidasi aset digital tersebut.

Bitcoin dan Properti Disita dari Kasus PenyuapanBitcoin ini disita dari Marat Tambiev, mantan penyidik Komite Investigasi Rusia, yang terbukti menerima suap dari kelompok peretas Infraud. Selain Bitcoin, sejumlah aset lainnya turut disita, termasuk:

  • Sepeda motor HondaProperti real estat di wilayah Moskow
  • Tambiev dijatuhi hukuman 16 tahun penjara di koloni hukuman dengan keamanan maksimum serta denda sebesar 500 juta rubel (sekitar USD 5 juta).

Suap Terbesar dalam Sejarah Rusia

Jaksa menemukan Tambiev menerima 1.032,1 Bitcoin dari Infraud sebagai imbalan atas pencabutan tuntutan pidana terhadap kelompok tersebut. Bitcoin itu disimpan di perangkat penyimpanan Ledger Nano X miliknya.

Nilai total Bitcoin yang diterima Tambiev diperkirakan mencapai 14 miliar rubel (USD 137 juta), menjadikannya salah satu kasus suap terbesar dalam sejarah Rusia.

Tambiev mengaku bersalah di pengadilan, sementara beberapa rekannya juga dinyatakan bersalah atas penyalahgunaan wewenang.

Tantangan Penjualan Bitcoin yang Disita

Proses penjualan Bitcoin menghadapi kendala hukum, karena Tambiev membagi aset digitalnya ke beberapa dompet.

Pengadilan Rusia harus mengeluarkan putusan terpisah untuk mengakses dan menjual kripto Bitcoin tersebut. Hingga kini, BTC senilai USD 10 juta telah terjual, sementara sisa aset masih dalam proses likuidasi.

 

Kripto dan Kejahatan Siber di Rusia

Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)

Kasus ini menyoroti peningkatan penggunaan aset digital, termasuk cryptocurrency, dalam tindak kejahatan seperti suap di Rusia.

Menurut Marina Odintsova, kepala cabang Kirov dari Asosiasi Pengacara Rusia, penggunaan kripto dalam kasus suap semakin marak dan sulit dilacak.

“Mata uang kripto adalah sektor yang paling tidak terkontrol oleh negara. Meski sulit, pelacakan transfer kripto tetap memungkinkan,” ujar Marina, dikutip dari Cryptopolitan News.

Upaya Rusia Memperketat Pengawasan Kripto

Rusia terus memperketat pengawasan terhadap penggunaan aset digital dalam aktivitas kriminal. Kasus Tambiev menjadi pengingat bahwa aset digital seperti Bitcoin dapat digunakan untuk tindak kejahatan besar, namun juga bisa dilacak dan dimanfaatkan oleh pemerintah dalam proses hukum.

Proses penjualan Bitcoin sitaan masih berlangsung, seiring dengan langkah Rusia meningkatkan regulasi untuk mencegah penyalahgunaan aset digital di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya