Liputan6.com, Jakarta Masing-masing peserta Diklat Paskibraka punya reaksi yang berbeda sesudah melihat langsung lapangan di Istana Merdeka. Tempat mereka akan bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka pada perayaan HUT RI 71.
Ada yang ingin langsung sujud syukur di halaman Kementerian Sekretariat Negara saat turun dari bus. Ada pula yang melongo tidak percaya bahwa mereka bisa menginjakkan kedua kaki di tempat istimewa yang biasa mereka lihat di layar televisi.
"Aku merinding. Bisa juga masuk sini dan akan bertugas di hadapan Presiden Jokowi," kata calon anggota Paskibraka putri dari Sulawesi Barat, Ade Yuliana Iswan. "Ternyata kecil. Aku pikir besar sekali. Soalnya kalau lihat dari teve kayaknya besar banget. Tapi tetap masih nggak percaya bisa ke Istana Merdeka," kata Rahmat Duhe dari Gorontalo.
Pelatih dan pembina mengajak seluruh calon anggota Paskibraka observasi ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (12/8/2016). Melakukan pengenalan medan sebelum gladi kotor dan gladi bersih dilaksanakan selama tiga hari, Sabtu (13/8) sampai Senin (15/8). Yang ditutup dengan upacara pengukuhan oleh Presiden Joko Widodo.
Advertisement
Namun, seluruh peserta Diklat Paskibraka 2016 harus melaksanakan apel pagi seperti biasa sebelum berangkat menuju Istana Merdeka. Dalam kesempatan itu Wakil Koordinator Pelatih Paskibraka Kapten Infatri Suswan memberikan wejangan agar ke-68 putra dan putri dari 34 provinsi di Indonesia tetap mengikuti aturan main yang berlaku. Tidak boleh ada yang bergerak sendiri dan harus ada izin dari para pelatih.
"Kalau melihat sesuatu yang wah selama di Istana Merdeka, tidak usah terheran-heran, cukup dalam hati saja," kata Suswan.
Jadwal keberangkatan menuju Istana Merdeka harus diundur menjadi pukul 09.30 pagi. Lantaran para peserta Diklat Paskibraka harus melaksanakan latihan PBB dan formasi seperti di hari pertama latihan sesudah melaksanakan apel pagi.
"Latihan kalian akan kurang maksimal untuk hari ini. Karena jarak dari sini ke sana memang cukup jauh. Bisa-bisa sampai di sini jam 5 sore," kata Suswan. Ia juga berpesan agar mempertahankan gerakan-gerakan seperti saat latihan gabungan bersama Paspampers serta ratusan personel gabungan TNI dan Polri.
Menurut Suswan, sudah tidak terlihat lagi gerakan yang mereka pamerkan ke Kepala Staf Garnisun Tetap 1 Jakarta Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring dan Koordinator Paskibraka dari Garnisun Mayor Amar saat latihan gabungan awal minggu ini.
"Kalian, belum ada 24 jam sesudah latihan saja sudah lupa, apalagi kalau hari ini dibikin tidak ada latihan sama sekali. Catat di otak kalian, kalau tidak dicatat nanti lupa," kata Suswan.
Pengenalan medan sendiri baru dilakukan setelah para calon anggota Paskibraka putra selesai melaksanakan salat Jumat. Tim Arya dan tim Bima diberi kesempatan menjajal lapangan di Istana Merdeka untuk pertama kali. Hanya saja tidak ada latihan penggerekkan bendera.
Rata-rata masih kaget dengan lapangan di Istana Merdeka yang mereka anggap lebih sempit dari lapangan di Cibubur. Mereka tidak tahu kalau ternyata lapangan di Cibubur adalah duplikat dari lapangan di Istana Merdeka. Ukuran, trek, sampai podium tempat Presiden menerima dan menyerahkan bendera ke pembawa baki dibuat sama persis.
Terutama pada rumput yang mereka sebut terlalu empuk seperti kasur yang membal-membal.
"Kalian jangan kaget. Lapangan di sana dan di sini sama saja ukurannya. Rumput di sana tebal dan membal sedangkan di sini keras dan tebal juga sama saja. Saya tidak mau mendengar hal-hal seperti itu," kata Suswan menutup apel sore di lapangan PP-PON Menpora Cibubur, Jakarta Timur.
Paskibraka, kata Suswan, harus siap dengan segala kondisi yang akan terjadi. Kalau mereka saja bisa menampilkan yang terbaik saat hujan dan jalanan yang berlumpur, seharusnya di tempat yang sangat bersih dan steril seperti di Istana Merdeka akan menunjukkan hasil yang tentu jauh lebih maksimal.
"Lumpur-lumpuran seperti belut dan lele jumbo saja bisa, seharusnya di sana juga bisa. Jelas di sana lebih bersih dan tidak akan ada lumpur meski hujan," kata Suswan di hadapan para calon anggota Paskibraka.