Tuli Juga Bisa Datang Secara Mendadak Bukan Hanya Bawaan Lahir

Tuli adalah salah satu ragam disabilitas yang berkaitan dengan pendengaran. Istilah tuli sudah tak asing di kalangan masyarakat, namun tidak demikian dengan istilah tuli mendadak.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Nov 2020, 12:12 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2020, 12:12 WIB
Ilustrasi Tuli/ Pexels
Ilustrasi Tuli Foto oleh Wendy Wei dari Pexels... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Tuli adalah salah satu ragam disabilitas yang berkaitan dengan pendengaran. Istilah tuli sudah tak asing di kalangan masyarakat, namun tidak demikian dengan istilah tuli mendadak.

Tuli mendadak atau dikenal juga dengan sudden sensorineural hearing loss (SSHL) adalah penurunan pendengaran sensorineural 30 dB atau lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari.

Hal ini dijabarkan dalam artikel penelitian berjudul Gambaran Pasien Tuli Mendadak di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang yang ditulis Hedo Hidayat , Yan Edward, dan Noza Hilbertina dari Universitas Andalas (Unand).

Peneliti menyebut bahwa tuli mendadak biasanya dipicu karena ada kerusakan di koklea.

“Kerusakan terutama di koklea dan biasanya bersifat permanen, karena itu tuli mendadak dimasukkan ke dalam keadaan darurat neurotologi,” tulis peneliti jurnal tersebut dikutip pada Sabtu (21/11/2020).

Tuli mendadak diderita oleh 5 sampai 30 per 100.000 orang, dengan peningkatan sekitar 4.000 kasus per tahun di Amerika Serikat. Suatu penelitian di Jerman menunjukkan kejadian tuli mendadak sebanyak 160 per 100.000 orang per tahunnya.

Sedang, Kejadian tuli mendadak di Italia dilaporkan antara 5 sampai 20 kasus per 100.000 orang. Insiden tuli mendadak di poli THT-KL RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada periode Agustus 2010 sampai Agustus 2011 berkisar 37 orang. Distribusi laki-laki dan perempuan hampir sama, dengan puncak usia antara 50 sampai 60 tahun.

Namun, penelitian di Taiwan pada 1998 –2002, menyatakan bahwa dari 8.712 kasus tuli mendadak, 64,5 persen penderitanya berusia di atas 60 tahun.

Simak Video Berikut Ini:

Semakin Cepat Ditangani Semakin Baik

Perbaikan pendengaran pada tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor yaitu, kecepatan pemberian obat, respons 2 minggu pengobatan pertama, usia, derajat ketulian saraf dan adanya faktor predisposisi.

Pada umumnya, semakin cepat pengobatan diberikan maka semakin besar kemungkinan untuk sembuh. Bila sudah lebih dari 2 minggu, kemungkinan sembuh menjadi lebih kecil.

Tuli mendadak merupakan salah satu kegawatdaruratan neurotologi, beratnya kecacatan yang dapat ditimbulkan, pentingnya diagnosis dan penatalaksanaan dini terkait penyakit tuli mendadak ini perlu diteliti lebih mendalam.

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya