Jenderal Pengkudeta: Reformasi Thailand Butuh Waktu 1 Tahun

9 skuadron yang terdiri dari polisi dan militer dikerahkan demi amankan kondisi Kota Bangkok, Thailand.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Mei 2014, 07:30 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2014, 07:30 WIB
Thailand Pasca Kudeta
Sejumlah pasukan keamanan Thailand yang meningkatkan keamanan di ibukota Bangkok.

Liputan6.com, Bangkok - Militer Thailand, kembali meningkatkan penjagaan di kawasan Ibukota Bangkok, untuk mengantisipasi adanya demo anti-kudeta. 9 skuadron yang terdiri dari polisi dan militer dikerahkan demi amankan kondisi. Tak banyak warga yang melakukan aktivitas di luar rumah. Militer pun meminta toko-toko untuk ditutup.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (31/5/2014), pemimpin junta militer Jenderal Prayuth Chan-ocha, menegaskan bahwa Thailand, butuh waktu setidaknya 1 tahun untuk melakukan reformasi politik sebelum digelar pemilu. Itu artinya, militer akan terus berkuasa setidaknya setahun setelah melakukan kudeta.

"Kami membutuhkan waktu satu tahun tiga bulan untuk mempersiapkan pemilu," kata Prayuth sebagaimana dikutip oleh CNN, Sabtu (31/5/2014).

Jenderal Prayuth, juga menyatakan dalam 3 bulan pertama akan terfokus pada 2 kubu politik yang berseteru. Jika dalam waktu setahun reformasi berjalan normal, maka Thailand baru bisa menggelar pemilu.

Sebelumnya militer melakukan kudeta pada 22 Mei lalu. Selang beberapa hari, militer menahan sejumlah tokoh politik termasuk mantan perdana menteri yang baru saja digulingkan, Yingluck Sinawatra, meski akhirnya dibebaskan.

Militer juga menangguhkan konstitusi membatasi aktivitas warga sipil, menerapkan status darurat militer dan menerapkan jam malam. Dalam seminggu terakhir sudah ada sekitar 300 warga yang ditahan. Sebagian dari mereka telah dibebaskan dengan syarat tidak terlibat dalam aktivitas politik. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya