Pilot Nekat Lanjutkan Penerbangan Saat Bahan Bakar Menipis

Dengan keputusan pilot itu, pesawat yang mengangkut 235 penumpang itu otomatis harus terbang lebih lama 20 menit dari seharusnya.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 20 Okt 2014, 18:02 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2014, 18:02 WIB
Pesawat Thomas Cook
Dengan keputusan pilot itu, pesawat yang mengangkut 235 penumpang itu otomatis harus terbang lebih lama 20 menit dari seharusnya.

Liputan6.com, Manchester - Menjadi pilot bukanlah perkara mudah, karena mesti melakukan sejumlah keputusan yang tepat terkait masalah yang menimpa pesawat. Jika tidak, nyawa si penerbang beserta penumpang yang menjadi taruhannya.

Sebuah kasus yang bisa saja mengakibatkan celaka terjadi pada pesawat milik maskapai Thomas Cook di Inggris. Si pilot dilaporkan nekat melanjutkan penerbangan untuk mendarat di lokasi yang lebih jauh meski bahan bakar sudah menipis. Ketika itu, ia tengah membawa 235 penumpang dan 7 kru pesawat.

Awalnya, seperti dimuat News.com.au, Senin (20/10/2014), pilot yang tak disebutkan namanya itu sedang menerbangkan pesawat dengan rute Canary Island, Spanyol menuju ke Newcastle, Inggris. Namun tiba-tiba terjadi kerusakan pada sistem kendali sayap pesawat.

Dalam sebuah laporan, dituliskan bahwa pilot itu seharusnya tetap mendaratkan pesawat di tempat tujuan, Newcastle atau kembali ke Edinburgh sebagai lokasi terdekat, mengingat bahan bakar yang dinilai tak cukup. Namun si pilot malah mengalihkan penerbangan ke Manchester, Inggris yang jaraknya lebih jauh.

Dengan keputusannya itu, pesawat Boeing 757 otomatis harus terbang lebih lama 20 menit dari seharusnya, sementara bahan bakar pesawat yang tersisa hanya sekitar 900 kilogram. Beruntung, pesawat mendarat dengan selamat di Manchester.

Dalam pengumuman hasil penyelidikannya, Badan Investigasi Penerbangan Inggris (AAIB) menyatakan si pilot melakukan sejumlah kesalahan dalam menerbangkan kapal terbang tersebut.

Dijelaskan bahwa awalnya pesawat Thomas Cook tersebut diminta untuk berputar arah sebelum mendarat di tempat tujuan, Newcastle. Tiba-tiba kerusakan "flap" pada sistem sayap terjadi. Saat itu juga, awak pesawat disebutkan tak mengumumkan peringatan darurat kepada penumpang.

"Untuk menindaklanjuti hasil penyelidikan internal, kami akan mengevaluasi pelatihan pilot untuk melakukan manuver "berputar kembali" demi memastikan prosedur operasi berjalan akurat dan cara memberitahu menara pengawas saat level bahan bakar menipis," ujar juru bicara maskapai Thomas Cook.

Hingga kini, belum diketahui pasti mengapa si pilot berusia 56 tahun itu nekat melanjutkan penerbangan ke lokasi yang lebih jauh. Menurut seorang sumber kepada Mirror.co.uk, saat terbang, pilot sedang diliputi perasaan cemas karena mendapat informasi dirinya akan diturunkan jabatan dan gajinya bakal dipotong.

"Ini merupakan efek langsung dari kabar yang ia terima tersebut," ujar sumber yang merupakan pakar penerbangan lokal Inggris. (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya