Liputan6.com, Jakarta - Tak lama lagi Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh akan mengakhiri masa tugasnya selama 4 tahun di Tanah Air.
Di sela-sela kesibukannya, Pak Dubes menerima tim Liputan6.com di kantornya di Kedubes Iran Jakarta. Dalam sesi wawancara khusus, Farazandeh mengungkapkan kesannya yang mendalam terhadap Indonesia, kegemarannya memakai batik, juga harapannya pada Presiden baru RI Joko Widodo atau Jokowi, terutama terkait peningkatan hubungan dua negara. (Baca juga: Dubes Iran, Jokowi, dan Pendewasaan Demokrasi di Indonesia)
Farazandeh juga menjawab isu-isu terkini mengenai Iran. Dari keberhasilan menembus angkasa dengan proyek antariksanya, hingga soal program nuklir yang menjadi sorotan dunia. Ia menegaskan, program nuklir negaranya adalah untuk tujuan damai. Bahwa penggunaan senjata pemusnah massal adalah haram berdasarkan fatwa yang dikeluarkan Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 2005 lalu.
"Kami mendapat fatwa bahwa penggunaan senjata nuklir adalah kejahatan terhadap umat manusia. Haram," kata Dubes Farazandeh.
Tak hanya saat menggunakannya, tapi juga ketika membuatnya. "Rakyat Iran tidak menginginkan senjata nuklir," tambah dia.
Iran, kata Dubes Farazandeh, membutuhkan nuklir untuk tenaga listrik, kemajuan teknologi di bidang pertanian, metalurgi, mesin, dan kesehatan. "Kami selalu terbuka untuk segala inspeksi International Atomic Energy Agency (IAEA) dan kami selalu terbuka untuk bernegosiasi dengan kekuatan manapun."
Di penghujung masa tugasnya, Dubes Farazandeh mengucapkan terimakasihnya pada rakyat Indonesia. "Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi untuk persahabatan yang saya rasakan selama 4 tahun masa tugas saya di Indonesia," kata dia.
Berikut wawancara khusus Liputan6.com dengan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh: