Liputan6.com, Jakarta - Singapura sedang berduka. Sang Bapak Bangsa atau founding father, Lee Kuan Yew telah berpulang pada Senin 23 Maret 2015, pada usia 91 tahun.
Bagi rakyat Singapura, Lee bukan hanya sekedar pemimpin, ia adalah panutan. Kepergiannya menjadi sebuah kehilangan besar.
Dengan tekadnya yang kuat, Lee mengubah Singapura yang kecil dan miskin sumber daya alam, menjadi negara besar yang dianggap penting dalam percaturan dunia.
Pria kelahiran 16 September 1923 itu memerintah dengan tegas juga keras, serta tak jarang mengundang pro dan kontra. Bahkan, ada yang menuduhnya otoriter.
Dalam wawancara khusus program 'The Ambassador' Special Tribute to Lee Kuan Yew Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar membantah anggapan tersebut.
"Ada orang yang tidak suka gaya kepemimpin Bapak Lee. Ada yang bilang beliau diktator, otoriter, tidak demokratis dan banyak lagi tapi bagi saya, sebagai generasi muda Singapura, kami melihatnya dari sisi lain. Dia bukan seorang yang otoriter,"Ā kata Dubes Anil kepada Liputan6.com di Kedutaan Besar Singapura, Rabu (25/3/2015)
Dubes menegaskan, jasa Lee sungguh besar. Perdana Menteri pertama Singapura itu, mendedikasikan usaha dan waktunya demi kemajuan negaranya.
"Selama 24Ā jam, 7 hari dalam seminggu, beliau selalu bekerja untuk Singapura. Beliau memberikan dedikasi dan baktinya untuk kami.Ā Beliau tidak bekerja demi memperkaya dirinya atau keluarganya, dia bekerja untuk seluruh negara," kata Dubes Anil Kumar Nayar.
Tak hanya membuat maju Singapura. Lee dianggap sebagai pemimpin yang mampu menjaga keseragaman dan pluralisme di negerinya. Membuat rakyat dari latar belakang etnis dan kepercayaan hidup berdampingan dalam harmoni.
Lee juga pribadi yang kukuh dalam pendiriannya. Meski ada yang tak suka dengan gaya memerintahnya, Lee tak mau ambil pusing apalagi berseteru. Itu merupakan sikap negarawan yang patut menjadi contoh.
"Lee Kuan Yew benar-benar negarawan kelas dunia," tegas Dubes.
Saksikan video wawancara khusus Liputan6.com yang dipandu Farhannisa Nasution bersama Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar: