Palang Merah Internasional Kirim Obat dan Tenaga Medis ke Yaman

Militer sejumlah negara yang tergabung dalam koalisi di Yaman, tengah melancarkan serangan terhadap pemberontak Syiah Houthi.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Apr 2015, 07:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2015, 07:30 WIB
Palang Merah Internasional Kirim Obat dan Tenaga Medis ke Yaman
Militer sejumlah negara yang tergabung dalam koalisi di Yaman, tengah melancarkan serangan terhadap pemberontak Syiah Houthi.

Liputan6.com, Sana'a - Palang Merah Internasional menyatakan sudah mendapatkan izin, untuk mengirim tenaga medis dan obat-obatan ke Yaman, menyusul konflik di negara tersebut kian memanas.

Juru bicara Palang Merah Internasional Sitara Jabeen mengatakan, organisasinya berharap bisa mendaratkan 2 pesawat di Ibukota Sanaa pada Senin ini, setelah mendapatkan persetujuan dari koalisi negara-negara pimpinan Arab Saudi. Demikian dilansir BBC, Senin (6/4/2015).

Jabeen menjelaskan, satu pesawat kargo akan mengangkut persediaan medis vital, sementara satu pesawat kecil lain akan membawa para pekerja bantuan.

Pada Sabtu 4 April lalu Palang Merah Internasional mendesak gencatan senjata 24 jam di kota Aden, jika tidak ingin banyak jatuh korban dari pihak sipil.

"Orang-orang tidak bisa keluar untuk membeli makanan... Kami juga tahu Aden kekurangan air bersih karena pipa-pipa air rusak. Kami berusaha sekuat tenaga (membantu), tapi situasinya sangat sulit," ungkap Marie Feghali, salah satu pejabat Palang Merah Internasional.

Militer sejumlah negara yang tergabung dalam koalisi di Yaman, tengah melancarkan serangan terhadap pemberontak Syiah Houthi.

Di Yaman selatan, Houthi memukul mundur tentara yang setia kepada Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi di Eden, meski serangan udara koalisi terus berlanjut.

Laporan-laporan terbaru menyebutkan pecah pertempuran di jalan-jalan di Aden dan tank-tank pemberontak Houthi telah mencapai kawasan pelabuhan.

Sejumlah negara, termasuk China dan Indonesia, telah mengevaluasi warga negara mereka dari Yaman.

Konflik di Yaman memanas ketika pemberontak Houthi mulai beraksi, merebut sejumlah wilayah di negara tersebut. Kelompok Houthi diduga dibeking mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang sebelumnya digulingkan. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya