Lawan Teroris, Militer Libya Kurang Amunisi

Libya sampai saat ini masih terkena embargo persenjataan oleh negara-negara Barat dan NATO sejak 2011.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 02 Jun 2015, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2015, 12:00 WIB
Suasana Kota Benghazi, Libya yang dilanda bentrokan bersenjata
Suasana Kota Benghazi, Libya yang dilanda bentrokan bersenjata. (Reuters/Esam Omran Al-Fetori)

Liputan6.com, Tripoli - Militer Libya tengah menghadapi persolan serius. Mereka kekurangan amunisi untuk melawan milisi radikal di Provinsi Benghazi.

"Kami menghadapi kekurangan amunisi di seluruh bagian Benghazi," sebut Juru Bicara Militer Libya, Mohamed el-Hejazi seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/6/2015).

Oleh karenanya dia meminta dunia tidak tinggal diam atas masalah yang dihadapi militer Libya. El-Hejazi pun terang-terang memohon bantuan dunia untuk membantu Libya.

"Kami berperang menghadapi teroris atas nama dunia," sambung dia.

Libya sampai saat ini masih terkena embargo persenjataan oleh negara-negara Barat dan NATO sejak 2011. Kekuatan Barat juga belum memperlihatkan tanda-tanda akan menarik embargo tersebut.

Sementara wilayah Benghazi yang merupakan kota terbesar kedua di Libya di tahun lalu dikuasai pemberontak Majlis al-Shura. Kelompok tersebut baru menyebarkan propaganda di mana mereka berhasil memproduksi mortir dan roketnya sendiri.

Melawan Majlis al-Shura merupakan misi yang sama tak mudah bagi militer Libya. Pada Mei lalu, 57 tentara Libya tewas dan 170 lain menderita luka akibat terjun dalam pertempuran perebutan Benghazi. (Ger/Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya