Liputan6.com, Pyongang - Korut mengancam Amerika Serikat, dengan mengatakan akan ada perang di Semenanjung Korea yang membuat tidak ada satu pun orang AS hidup. Pernyataan ini diungkapkan oleh pemimpin tertinggi Kim Jong-un memperingati berakhirnya Perang Korea yang dirayakan tiap tanggal 27 Juli.
Pyongyang dan kota-kota lainnya di Korut mengibarkan bendera dan spanduk bertema patriotisme. 27 Juli diperingati sebagai hari berakhirnya perang Korea antara Utara dan Selatan pada tahun 1953. Meski nyatanya, pertempuran belum usai, hanya dihentikan dengan gencatan senjata
Kim Jong-un di depan para veteran, Sabtu 25 Juli 2015, mengatakan bahwa penting untuk Korut memberikan semangat yang sama kepada generasi mudanya. Ia juga bangga bahwa nuklir Korut adalah urusan dalam negeri.
"Berakhir sudah era ancaman AS tentang nuklir. Sekarang mereka sudah tidak punya senjata nuklir dan mereka takut karena kita punya. Kita adalah sumber mimpi buruk mereka," kata pemimpin ketiga negara paling terisolasi yang disiarkan oleh TV nasional Korut seperti dikutip dari Military Times.
Di acara yang berbeda yang diadakan hari esoknya, Jenderal Pak Yong-sik, menteri pertahanan yang baru mengatakan, apabila AS memprovokasi Korut, Pyongyang siap perang.
"Lebih dari 60 tahun gencatan senjata namun tidak ada perdamaian sama sekali," kata Pak di depan para pejabat senior, veteran, dan diplomat. "Perang Korea di masa lalu membuat AS menunjukkan taringnya kepada kita, tapi kalau sampai terjadi perang kedua, akan menjadi hari di mana imperialisme AS berakhir," katanya.
Perayaan disambut gembira warga Korut. Dijadikan hari libur. Dengan pakaian terbaiknya, warga mempersembahkan bunga ke patung Kim Il-sung dan Kim Jong-il. Membungkuk hormat pada sang presiden abadi dan 'Dear Leader'.
Mereka juga menikmati hangatnya musim panas. (Rie/Ein)