Liputan6.com, Joso - Semalaman, para petugas penyelamat mencari ratusan orang yang terjebak akibat banjir Jepang di Prefektur Ibaraki dan Tochigi.
"Setidaknya satu orang dikonfirmasi telah tewas akibat tanah longsor yang melanda rumah di Kota Kanuma di Tochigi. 22 Lainnya hilang, setelah Kinugawa River atau Sungai Kinugawa dekat Kota Joso meluap, menyapu mobil dan menghancurkan rumah-rumah," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Jumat (11/9/2015).
Baca Juga
Hujan deras mengguyur setelah Topan Etau menerjang Jepang awal pekan ini.
Advertisement
Tim SAR setempat telah mengevakuasi puluhan orang dari atap rumah secara dramatis. Ribuan orang telah dibawa ke tempat penampungan sementara.
Melalui saluran berita televisi setempat, adegan dramatis polisi, pemadam kebakaran, dan helikopter militer mengevakuasi warga dari teras dan atap di kota Joso -- sebuah kota sekitar 30 mil timur laut dari Tokyo -- terekam dalam video berikut ini:
"Ini adalah situasi yang serius berbahaya. Kami menganggap itu keadaan darurat," kata juru bicara kepala unit prakiraan cuaca di Badan Meteorologi Jepang (JMA), Takuya Deshimaru Takuya Deshimaru seperti dikutip dari USA Today.
Para pejabat memperingatkan hujan lebat masih akan mengguyur selama beberapa hari mendatang, dan waspada terhadao risiko tanah longsor.
Peringatan evakuasi juga dikeluarkan untuk 410.000 orang di Sendai, ibukota Prefektur Miyagi, pada Jumat pagi, setelah Sungai Nanakitagawa memebanjiri Izumi Ward.
Penyiar nasional Jepang NHK mengatakan bahwa di Joso saja, hampir 700 orang masih terdampar dan menunggu bantuan pada Kamis 20 September malam.
Kantor berita Kyodo mengatakan bahwa Jumat pagi, 22 orang masih belum ditemukan di Joso.
Satu orang tewas dikonfirmasi adalah seorang wanita 63 tahun yang berada di sebuah bangunan terkena tanah longsor, kata media lokal. Takuya Deshimaru mengatakan curah hujan selama beberapa hari terakhir ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Di Tochigi, lebih dari 500 mm (19 inci) hujan turun dalam 24 jam di tempat, 2 kali lipat jumlah yang biasanya jatuh ada di seluruh September, menurut NHK.
Bagian pusat Tochigi, bahkan menghadapi curah hujan hampir 60 cm sejak Senin 7 September malam. Memecahkan rekor dari sebelumnya yang pernah terjadi di daerah itu.
Banyak daerah lain Jepang timur dan timur laut juga telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem, termasuk Prefektur Fukushima -- kawasan tempat pabrik nuklir yang masih rusak pada tahun 2011 akibat gempa bumi dan tsunami.
Juru bicara untuk operator Tokyo Electric Power (Tepco) mengatakan, hujan membuat pompa drainase tak mampu bekerja maksimal. Air dengan volume besar yang digunakan untuk mendinginkan pabrik reaktor itu kini disimpan di situs tersebut.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pihak berwenang sedang melakukan upaya terbaik untuk mengatasi musibah tersebut.
"Pemerintah akan bersatu dan melakukan yang terbaik untuk menghadapi bencana, dengan menempatkan prioritas tertinggi pada kehidupan masyarakat," kata PM Abe.
Banjir Jepang yang dahsyat disertai tanah longsor yang melanda timur laut Jepang, juga memaksa lebih dari 90.000 orang meninggalkan rumah mereka. (Tnt/Mut)