Jokowi dan Obama Bahas 4 Hal di Gedung Putih

Agenda Jokowi dan Obama ini diungkapkan Menlu Retno LP Marsudi di Blair House, Washington DC, AS.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Okt 2015, 11:22 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2015, 11:22 WIB
Jokowi
Jokowi dan Ibu Negara Iriana mendapat seikat bunga dari seorang bocah Indonesi di Blair House, Washington DC, AS, Minggu (25/10/2015). (foto: Laily/Setpres)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat. Ia dipastikan diterima Presiden Barack Obama di ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC pada Senin pagi waktu setempat atau Senin malam WIB nanti.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam keterangannya di Blair House, Washington DC, Minggu 25 Oktober 2015 malam waktu setempat mengatakan, ada 4 hal yang akan dibahas oleh Presiden Jokowi dan Presiden Barack Obama itu.

"Yang pertama mengenai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, tapi pada saat yang sama Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar di dunia yang toleran, pluralis, dan sebagainya yang tidak dimiliki negara lain," ucap Menlu, seperti dilansir laman resmi Sekretariat Kabinet, setkab.go.id, Senin (26/10/2015).

Yang kedua, lanjut Menlu, soal ekonomi yang menekankan ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka yang siap meningkatkan bekerja sama ekonomi dengan AS dan dunia.

"Dengan ekonomi yang terbuka, menjadikan Indonesia lebih mudah bekerja sama dengan ekonomi negara mana pun apalagi didukung dengan paket kebijakan yang akan sangat membantu Indonesia menyampaikan kepada dunia bahwa ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka," terang Menlu Retno Marsudi.

Yang ketiga, menurut Menlu, adalah posisi Indonesia yang menjadi pasar digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai US$ 12 miliar pada 2014. "Angka itu sangat berarti (kenaikannya) dibandingkan dengan pada 2013 yang sebesar US$ 8 miliar," ujar Retno.

Yang keempat, imbuh Menlu, Presiden Jokowi dan Presiden Obama juga akan membahas mengenai isu climate change atau perubahan iklim mengingat kedua negara merupakan pemimpin negara besar.

"Goal-nya karena Indonesia adalah negara besar maka kita berharap bahwa pertemuan ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak dan dunia," pungkas Menlu. (Ans/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya