Donald Trump: Bisa Rusuh Kalau Republik Batal Nominasikan Saya

Salah satu pendukung Trump juga mengancam hal yang sama. Mereka akan rusuh jika idolanya gagal dinominasikan di konvensi Juli mendatang.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 17 Mar 2016, 09:59 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2016, 09:59 WIB
20160316-Donald-Trump-California-Reuters
Calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump saat berkampanye di Mar-A-Lago Resort di Palm Beach, Florida (REUTERS/Joe Skipper)

Liputan6.com, Miami - Kandidat capres AS urutan pertama dari Partai Republik, Donald Trump, berhasil memenangkan Super Tuesday terutama di negara bagian Florida. Mengantarkannya ke perolehan suara delegasi 598.

Untuk mendapatkan nominasi, ia butuh suara 1.237.

Kendati nyaris sapu bersih kemenangan, Donald Trump khawatir partainya tidak akan memilihnya sebagai nominasi. Akibatnya ia mengancam Grand Old Party, kalau sampai partai berlambang gajah itu melenggar janji peraturannya sendiri.

"Saya pikir, kalian akan merasakan rusuh. Bakal rusuh," kata Trump kepada CNN, sesudah kemenangannya di Flordia, Rabu 16 Maret 2016.

"Saya ini mewakili jutaan orang," lanjutnya.

Sebelum Super Tuesday ketiga, yang memberikan kesempatan pemenang mendulang suara besar di dua negara, Florida dan Ohio, Partai Republik sempat khawatir. Petinggi GOP was-was kalau sampai si miliader menang di dua negara bagian itu.

 

Untungnya, John Kasich, berhasil memadamkam impian Trump dengan memenangkan suara di Ohio. Hal itu membuat kesulitan Donald Trump untuk menang mulus menuju konvensi.

Salah satu pendukung Trump juga mengancam hal yang sama. Mereka akan rusuh jika idolanya gagal dinominasikan di konvensi pada Juli mendatang. 

"Rusuh bukan hal jelek, karena itu berarti kami memperjuangkan hak kami dan membuka borok bahwa Partai Republik korup, tak menghiraukan suara pemilih dan proses pemilihan," terang pendukung Trump bernama Scottie Neil Hughes.

"Tolong jangan terjemahkan rusuh secara harafiah dan negatif, namun lebih banyak lagi orang AS akan tidak bahagia. Saya pikir rusuh di sini, bukan berarti mereka duduk dan ngamuk, saya tahu pemilih Trump tidak begitu. Namun, mereka memastikan suara mereka didengar dan mereka tak bisa diasingkan begitu saja," tandasnya.

Kandidat lainnya, Ted Cruz juga mencium gelagat tak enak dari petinggi Partai Republik dan meramalkan konvensi Partai Republik bakal menimbulkan malapetaka.

"Begini, kalau berakhir dengan tak satupun kandidat mendapat 1.237 delegasi, itu berarti saya dan Donald dengan masing-masing bawa suara akan berhadapan satu sama lain. Delegasi di konvensilah yang akan memilih kami," kata Ted Cruz kepada CNN.

"Jadi, cara saya atau John Kasich mengalahkan Trump adalah lewat pemilihan yang akan dilakukan oleh Partai Republik," tambahnya.

Sementara itu, direktur komunikasi Partai Republik Sean Spicer mengatakan kesempatan untuk 'brokered convention' masih memungkinkan.

Brokered convention adalah situasi di mana tak satupun kandidat mencapai angka delegasi yang ditentukan untuk menjadi nominasi. Pemilihan untuk maju akan ditentukan oleh para elit politik partai tersebut.

"Namun hingga saat ini, kita biarkan proses berjalan. Dari pihak kami telah banyak melakukan banyak rencana darurat termasuk konvensi terbuka," kata Spicer.

Namun, Spicer memprediksi tak mungkin akan ada kerusuhan jika Trump gagal dinominasikan.

"Dia berbicara angka saja. Siapapun yang berhasil dapat suara 1.237 delegasi siapapun bisa jadi nominasi," lanjut Spicer.

"Kami meyakinkan seluruh proses baik itu brokered convention atau nanti memilih open convention akan dilakukan secara terbuka dan transparan."

Namun, Spicer yakin kalau proses itu tak bakal dilalui Partai Republik.

"Saya yakin, nominasi dari partai ini berasal dari salah satu dari tiga individu yang sekarang masih berlanjut," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya